A.
Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan
diadakannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengamati dan memahami
tahapan proses pengamatan suatu kajian ekologi lapangan.
B.
Dasar
Teori
Ekologi
adalah disiplin ilmu yang mempelajari seluk beluk ekonomi alam, sesuatu kajian
mengenal hubungan anorganik serta lingkungan organik disekitarnya. Dan aernes
haekel memperluas menjadi kajian mengenal hubungan timbal balik antar makhluk
hidup dengan lingkungannya. Para ahli
geografi tumbuhan seperti Humboldt, de Condolle, Engler, Gray dan Kerner,
dianggap sebagai pemula dan mengarah pada kajian ekologi yang bersifat modern. Clements,
sejak tahun 1905 sedah menulis buku teks ekologi yang menerangkan tentang
metoda pengukuran dan pemasangan kuadrat dalam kajian ekologi lapangan. Ekologi
tumbuhan berusaha menerangkan rahasia kehidupan pada tahapan individu, populasi
dan komunitas. Masing-masing tingkatan bersifat nyata, tidak bersifat hipotetik
seperti species, jadi dapat diukur dan diobservasi struktur dan operasionalnya
(Ontorael, 2012).
Istilah ekologi
pertama kali digunakan oleh Haeckel, seorang ahli ilmu hayat, dalam pertengahan
dasawarsa 1860-an. Istilah ini berasal dari bahasa yunani, yaitu oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu. Karena itu
secara harfiah ekologi berarti ilu tentang makhluk hidup dalam rumahnya atau
dapat diartikan juga sebagai ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup. Inti
permasalahn lingkungan hidup adalah hubungan mahluk hidup, khususnya manusia,
dengan lingkungan hidupnya. Ilmu tentang hubungan timbal balik makhluk hidup
dengan lingkungan hidupnya disebut ekologi. Oleh karena itu permasalah
lingkungan hidup pada hakekatnya adalah permasalah ekologi. Dalam pengelolaan
lingkungan pandangan kita bersifat antroposentris, yaitu melihat
permasalahannya dari sudut kepentingan manusia. Walaupun tumbuhan, hewan, dan
unsur tak hidup diperhatikan, namun perhatian itu secara eksplisit dihubungkan
dengan kepentingan manusia. Kelangsungan hidup suatu jenis tumbuhan atau hewan,
misalnya dikaitkan dengan peranan tumbuhan atau hewan itu dalam memenuhi
kebutuhan hidup kita, baik materil, misalnya sebagai bahan makanan, maupun non
materil, misalnya sebagai bahan ilmiah dan estetisnya (Soemarwoto, 2004).
Ekologi merupakan
suatu kajian tentang makhluk hidup di tempat tinggalnya atau habitatnya. Dari
pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa lingkungan merupakan komponen penting
didalamnya. Lingkungan merupakan keseluruhan faktor hidup (biotik) dan faktor
tak hidup (abiotik) yang meliputi dua bagian yaitu lingkungan makro dan
lingkungan mikro. Lingkungan makro adalah lingkungan yang cukup dekat dengan
obyek yang dipengaruhi. Lingkungan mikro berbeda dengan lingkungan makro.
Sebagai contoh, lingkungan mikro dibawah kanopi hutan berbeda dengan lingkungan
makro diatasnya, seperti kelembaban, kecepatan angin, dan lain sebagainya.
Lingkungan mikro dibawah batu dipadang pasir lain pula keadaannya. Baik
lingkungan mikro maupun lingkungan makro sangat mempengaruhi keberadaan suatu
spesies yang merupakan suatu unit ekologi (Djara, 2009).
C.
Metode
Praktikum
1. Waktu
dan Tempat
Adapun
waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal : Sabtu, 09 November 2013
Pukul : 08.00 – 10.00 WITA
Tempat : Parkiran Gedung C
Fakultas Sains dan Tekhnologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa.
2. Alat
dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang
digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis menulis, dan kamera.
b. Bahan
Adapun bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah lahan parkiran gedung Fakultas Sains
dan Teknologi.
3. Cara
Kerja
Adapun
cara kerja yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai barikut:
a. Memilih
satu sub topik masalah ekologi lapangan untuk bahan kajian.
b. Membuat
rumusan masalah terhadap masalah dari sub topik dan menyatakan suatu rumusan
masalah yang akan diteliti.
c. Membuat
sejumlah asumsi yang berhubungan dengan system ekologi yang diamati serta
pengaruhnya terhadap spesies yang menjadi perhatian.
d. Menentukan
parameter yang akan diamati sehubungan dengan permasalahan dari sub topik
tersebut.
e. Merumuskan
hipotesis nol untuk suatu karakteristik ekologis dari sepsies yang akan
diamati.
f. Merencanakan
suatu rangkaian pengamatan untuk mendapatkan data parameter.
g. Menyimpulkan
hasil penelitian terhadap karakter yang diamati.
h. Membuat
laporan hasil pengamatan.
D.
Hasil
dan Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
2. Pembahasan
Beton yaitu
suatu campuran yang berisi pasir, krikil, batu pecah, agregat lain yang
dicampurkan menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air
yang membentuk suatu masa yang sangat mirip seperti batu, dapat digunakan untuk
membuat pondasi dan plat lantai. Beton dalam keadaan mengeras akan sangat
mengeras bagaikan batu dengan kekuatan tinggi. Beton juga sangat tahan terhadap
serangan api juga sangat tahan terhadap serangan korosi.
Beton tersebut
akan menutupi tanah, beton akan melindungi tanah dari gangguan organisme yang
ada diatas tanah, misalnya manusia. Akan tetapi beton menghambat air hujan
masuk kedalam tanah. Dan menghambat udara berhubungan dengan tanah. Tanpa
adanya air pada tanah maka tanaman tidak akan tumbuh subur, dan lama kelamaan
tanaman tersebut akan layu dan akhirnya mati. Karena selain tanah diberi air,
yang merupakan kebutuhan mutlak bagi makhluk hidup, hujan juga berfungsi
sebagai penyubur. Tetesan hujan yang mencapai awan setelah sebelumnya menguap
dari laut, mengandung zat-zat tertentu yang bisa memberi kesuburan pada tanah
yang mati. Akan tetapi jika tanah terlindungi oleh beton maka tidak akan
terjadi reaksi dan hubungan antara air hujan dan tanah, karena tanah
terlindungi oleh beton.
Kebutuhan pokok untuk kesuburan hidup tanaman
adalah unsur-unsur tertentu (hara) air, udara, cahaya, dan panas (suhu).
Pertumbuhan akar dipengaruhi oleh tingkat tinggi rendahnya suhu tanah pada
daerah perakaran, begitu pula dengan ketersediaan udara dalam tanah
mempengaruhi pula pernafasan sebagian dari akar-akar tanaman. Pertumbuhan
tanaman akan menjadi baik bilamana disediakan kondisi ideal untuk tanaman tersebut.
Akan tetapi jika kondisi tidak ideal misalnya ada bata beton yang melindungi
maka pertumbuhan tanaman akan tidak baik. Karena unsur hara dalam konsentrasi
yang optimum sangat diperlukan oleh tanaman. Unsur hara yang diperlukan adalah
unsur hara makro dan mikro.
Keragaman jenis
tumbuh-tumbuhan karena adanya pengaruh iklim yang kompleks selain butuh air,
tanaman membutuhkan tempat untuk tumbuh yaitu tanah. Tanah yang baik untuk
unsur pertanian adalah tanah yang tidak punya penghambat, tanah yang mudah
diolah, dan produktivitas tinggi. Sedangkan komposisi tanah untuk kepentingan
pertanian berupa tanah mineral dengan kandungan bahan organik (humus) dan tentu
saja unsur air dan udara ada pada komposisi tanah tersebut. Dibawah permukaan
tanah pori-pori tanah mengandung air dan udara dengan jumlah yang berubah-ubah.
Bila air hujan jatuh kepermukaan tanah, air terus bergerak kebawah melalui zona
aerasi dan sebagian mengisi pori-pori tanah dan tinggal dalam pori-pori yang
ditahan oleh gaya-gaya kapiler disekitar butir-butir tanah.
Beton akan
menghambat air hujan untuk melakukan pemersatuan antara tanah dan air hujan,
juga akan menghambat air hujan melakukan pengikisan terhadap tanah. Faktor
iklim yang paling berpengaruh terhadap tanah adalah hujan. Air hujan akan
mengikis bagian top soil tanah yang merupakan bagian tanah yang subur. Apabila
bagian top soil dibiarkan terkikis terus menerus, maka lapisan ini akan hilang
dan yang tampak adalah lapisan bagian bawahnya.
Kebutuhan
tanaman akan unsur hara adalah kekurangan material (bahan) yang berupa makanan
bagia tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan tanaman akan unsur hara
berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman yang rakus
makanan dan adapula yang biasa saja. Jika unsur hara dalam tanah tidak tersedia
maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan produksinya menurun. Apabila
tanaman kekurangan nitrogen ditandai dengan adanya warna daun berubah menjadi
hijau mudah kemudian menjadi kuning sempurna, jaringan daun mati dan mengering
berwarna merah kecokelatan. Pembentukan buah tidak sempurna, kecil-kecil,
kekuningan, dan masak sebelum waktunya. Apabila kekurangan fosfor ditandai
dengan warna bagian bawah daun terutama tulang daun merah keunguan, daun
melengkung, dan terpelintir (distorsi). Tepi daun, cabang, batang, juga
berwarna ungu. Kekurangan unsur ini menyebabkan terhambatnya sistem perakaran
dan pembuahan.
Gejala
kekurangan kalium ditandai dengan mengerutnya
daun teutama daun tua meski tidak merata, tepi dan ujung menguning yang
kemudian menjadi bercak coklat. Bercak daun ini akhirnya gugur, sehingga daun
tampak bergerigi dan akhirnya mati. Buah yang terbentuk tidak sempurna , kecil,
kualitas jelek dan tidak tahan simpan. Gejala kekurangan sulfur ditandai dengan
warna daun mudah memudar (klorosis), berubah menjadi hijau mudah, kadang-kadang
tampak hijau mudah, kadang-kadang tampak
tidak merata, menguning atau keputih-putihan. Pertumbuhan tanaman terhambat,
kerdil, berbatang pendek dan kurus.
Tanaman tersebut
diatas mati karena adanya hambatan tanah yaitu beton. Sehingga tanah tidak
terkontaminasi langsung dengan udara dan air hujan. Unsur yang dikandung air
hujan tersbut dihalangi oleh beton, sehingga tanah tidak subur dan membuat
tanaman akan kekurangan unsur hara, sehingga tanaman menggugurkan daunnya, dan
batangnya dirapuhkan karena jaringan tumbuhan tidak bekerja lagi, karena tidak
ada faktor pendukung. Jika tanaman tidak memiliki daun maka tidak akan terjadi
proses fotosintesis, karena kita ketahui hanya di daunlah proses fotosintesis
terjadi, bukan batang dan bukan akar. Daun merupakan organ utama peyusun tubuh
tumbuhan selain akar, dan batang. Daun merupakan tempat terjadinya proses
fotosintesis. Fotosisntesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen
fotosintetik. Peristiwa terjadinya proses fotosisntesis berlangsung pada
kloroplas. Kloroplas merupakan suatu organela yang didalamnya terdapat zat
hijau daun (klorofil), keberadaan klorofil inilah yang menyebabkan tumbuhan
mampu melakukan proses fotosintesis.
E.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan pada praktikum ini adalah ternyata beton menghambat semua proses
yang terjadi ditanah. Beton menghambat proses masuknya air hujan, beton
menhambat proses reaksi udara dengan tanah, beton menghalangi tumbuhnya akar
pada tanaman. Dengan adanya penghambatan beton tumbuhan akan mati. Karena
tumbuhan terhalangi oleh pengambilan dan penyerapan unsur hara pada tanah,
sehingga jaringan pada tanaman tidak bekerja lagi, selain itu tidak terjadi lagi
proses fotosintesis, karena unsur hara yang berupa nitrogen akan membuat daun
berwarna coklat, sehingga jika daun berwarna coklat maka akan gugur, dengan
gugurnya daun tersebut maka proses fotosintesis pada tanaman terhenti.
DAFTAR PUSTAKA
Djara,dedhy.
2012. Ekologi Tumbuhan. Dedhydjara.wordpress.com. (17 november2013).
Ontorael,
Rivay. Kondisi Ekologi dan Pemanfaatan
Sumber Daya Alam. Manado:
Universitas Sam
Ratulangi, 2012.
Soemarwoto,
Otto. Ekologi, Lingkungan Hidup, dan
Pembangunan. Bandung:
Djambatan, 2004.
LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI TUMBUHAN
Masalah Ekologi dalam Lapangan
(Hubungan Antara Beton, Tanah, dan Tumbuhan)
Di susun oleh:
Nama : Ibrahim
Nim : 60300112068
Kelas : Biologi.B
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar