Sabtu, 14 Desember 2013

LAPORAN ARTHROPODA



A.  Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengamati hewan-hewan yang tergolong Arthropoda serta mendeksripsikan dan menyusunnya dalam suatu klasifikasi.
B.  Dasar Teori
Kata Arthropoda dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti sendi (ruas) dan Podos berarti kaki. Jadi arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi (beruas-ruas). Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta didalam tanah. Hewan ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis atau macam spesiesnya, lebih kurang 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di dunia yang telah diketahui (Setiati, 2012:87).
Segmen terdapat juga ditubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan simetri bilateral dan tergolong triplobastik selomata. Ukuran dan bentuk tubuh sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm, namun kebanyakan berukuran kecil. Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam. Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi. Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas. Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Atrhropoda ditemukan adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton). Eksoskeleton tersusun dari kitin yang disekresikan oleh sel kulit. eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat. Eksoskeleton terdiri dari lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak. Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikti pertumbuhan tubuh. Oleh karena itu, tahap pertumbuhan. Arthropoda selalu di ikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru. Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis. Hewan yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba (Erwin, 2010:122-123).
      

Filum Arthropoda saat ini yang paling spesies- beragam filum dalam kerajaan hewan, terdiri dari lebih tiga–perempat dari semua spesies yang dikenal. Approximatelly 1.100.000 spesies Arthropoda telah direkam, dan kemungkinan bahwa lebih banyak tetap harus diklasifikasikan. Pada kenyataannya, berdasarkan survei fauna serangga di kanopi hutan hujan, banyak perkiraan spesies belum terdekskripsikan jauh lebih tinggi. Arthropoda termasuk laba-laba, kalajengking, kutu, tungau, krustasea, kaki seribu, lipan, serangga, dan lainnya kurang baik–kelompok terkenal. Selain itu, ada catatan fosil yang kaya meluas ke masa prakambium sangat terlambat. Arthropoda adalah prostomes eskolomate dengan baik sitem organ di kembangkan, dan mereka berbagi dengan Annelida miliki segmentasi mencolok. Namun, analisis molekuler terbaru komparatif menunjukkan bahwa Annelida, dan arthropoda berevolusi dari nenek moyang yang berbeda (Roberts, 2006: 374).
C.  Waktu dan Tempat
1.      Waktu
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
       Hari/Tanggal   : Rabu/22 Mei 2013
       Pukul               : 15.00-17.00 WITA
       Tempat            : Laboratorium Zoology Lantai II
                                 Fakultas Sains dan Teknologi
                                 Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
                                 Samata-Gowa.
2.      Alat dan Bahan
a.       Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah lup, baik beda, pinset, dan gunting.
b.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Panaeus monodon (Udang) Portunus sexdentalus (Kepiting), Peiplaneta orientalis (Kecoa), Valanga sp (Belalang).
3.      Cara kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
a.    Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
b.    Mengambil bahan yang utuh dan segar, dan merentangkan dimeja preparat.
c.    Mengamati bagian morfologi bahan yang telah disediakan.
d.   Membeda bahan yang telah diamati bagian morfologinya.
e.    Mengamati bagian anatomi bahan tersebut.
f.     Menggambar bagian-bagiannya pada lembar kerja.
D.  Hasil dan Pembahasan
1.      Hasil Pengamatan
a.       Udang (Panneus monodon)
Gambar       : Morfologi
                                                                   Keterangan:
1.      Antennula
2.      Rostrum
3.      Mata
4.      Torax
5.      Abdomen
6.      Telson
7.      Uropod
8.      Pleopod
9.      Periopod
10.  Scapocerix
11.  Antena






b.      Kepiting (Portunus sexdentalus)
Gambar       : Morfologi
                                                                   Keterangan:
1.      Chelipeds
2.      Propodus
3.      Carpus
4.      Merus
5.      Rostrum
6.      Antenna
7.      Mata
8.      Carapus
9.      Walking legs
c.       Kecoak (Peiplaneta orientalis)
Keterangan:
1.      Antena
2.      Kepala
3.      Pronotum
4.      Sayap
5.      Kaki
6.      Jenggot ekor
7.      Perut spicala










d.      Belalang (Valanga sp)
Keterangan:
1.      Forewing
2.      Hindwing
3.      Tympanum
4.      Ovipositor
5.      Spirakel
6.      Tergum
7.      Sternum
8.      Tarsus
9.      Tibia
10.  Thorax
2.      Pembahasan
a.       Udang (Panneus monodon)
1.      Morfologi
Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalotorax yang terdiri  dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing.
2.      Anatomi
Pada anatomi udang bagian-bagiannya yaitu mimbar, otak cardium, pricardium, jantung, ostium, usus, anus, vas deferens, ganglion, kelenjar pencernaan mulut, dan kelenjar antenal. Kelompok udang-udangan mempunyai lima pasang antena, dua pasang di rahang bawah. Dua pasang rahang atas dan satu dibadan yang berfungsi bila bernafas.

3.      Sistem organ
a.       Sistem pencernaan
Alat pencernaannya berupa mulut terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki kelenjar pencernaan atau hati yang terletak di kepala dan dada kedua. Hepathopancreas dapat diidentikkan dengan lambung udang. Organ ini merupakan pusat dari pencernaan udang dan terletak di bagian kepala dan pada posisi normal berbentuk segitita serta berwarna kecokelatan.
b.      Sistem pernafasan
Pada umumnya udang bernafas dengan insang. Kecuali udang kecil yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya. Insangnya terletak di bagian torax badannya. Insang udang tidak mirip dengan insang ikan. Insang udang kecil sedangkan udang lebar.
c.       Sistem reproduksi
Alat reproduksinya umumnya terpisah, kecuali pada beberapa udang rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh). Dalam pertumbuhannya, udang mengalami ekdisis atau pergantian kulit. apabila kita menangkap udang, udang akan melepaskan pangkal kakinya. Kemudian kaki tersebut akan tumbuh kembali melalui proses regenarasi.
d.      Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah udang disebut peredaran darah terbuka. Artinya darah beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang daya ikatan terhadap O2 (oksigen rendah).
4.      Habitat
Habitat udang adalah di air tawar, air laut, danau, air sungai, kali, empang, teluk, dan sebagainya.
5.      Klasifikasi
Adapun klasifikasi pada udang adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Malacostraca
Ordo                : Decapoda
Famili              : Panaeidae
Genus              : Panneus
Spesies             : Panneus monodon (Alex, 2009).
b.      Kepiting (Portunus sexdentalus)
1.      Morfologi
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki, sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Perutnya terlipat dibawah. Bagia mulut kepiting ditutupi oleh maxiliped yang rata, dan bagian depan dari carapus tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang. insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih. Mirip dengan insang udang. Namun dengan struktur yang berbeda.
2.      Anatomi
Insang yang terdapat didalam tubuh berfungsi untuk mengambil oksigen biasanya terdiri dari struktur yang lunak terletak di bagian bawah carapace. Berdasarkan anatomi tubuh bagian dalam, mulut kepiting terbuka dan terletak pada bagian bawah tubuh. Beberapa bagian yang terdapat di sekitar mulut berfungsi dalam memegang makanan dan juga memompokan air dari mulut ke insang.
3.      Sistem organ
a.       Sistem pencernaan
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah. Jenis pakan yang dikomsumsi kepiting bakau dapat berupah artemia, ikan rucah, daging kerang-kerangan, hancuran daging siput, dan lumut. Alat pencernaan terbagi tiga, tembolok, lambung otot, lambung kelenjar, didalam perut kepiting terdapat gigi kalsium yang teratur berderet secara longitudinal, selain gigi kalsium juga terdapat gastrolk yang berfungsi mengeraskan rangka luar setelah terjadi eksidis (pengelupasan kulit).
b.      Sistem reproduksi
Kepiting dan betina dapat dibedakan dengan mengamati alat kelamin yang terdapat dibagian perut jantan umumnya terdapat organ kelamin berbentuk segitiga yang sempit dapat meruncing bagian depan. Organ kelamin betina berbentuk segitiga yang relatif lebar dan dibagian depan agak tumpul. Kepiting jantan dan betina dibedakan oleh ruas abdomennya. Ruas abdomen kepiting jantan berbentuk segitiga, sedangkan pada kepiting betina berbentuk agak membulat dan lebih besar.
c.       Sistem peredaran darah
Sistem sirkulasi adalah sistem yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 dari perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat nutrisi, garam-garam, hormon, dan antibodi serta mengangkut karbondioksida dari dalam usus, kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar tubuh.
d.      Sistem pernafasan
Mekanisme pernafasan pertukaran gas karbondioksida dan oksigen terjadi secara difusi ketika air dan kepiting yang masuk melalui mulut, terdorong ke arah daerah insang. Oksigen yang banyak dikandung di dala air akan diikat oleh hemosianin, sedangkan karbondioksida yang terkandung didalam darah akan dikeluarkan ke perairan. Darah yang sudah banyak mengandung oksigen kemudian diedarkan kembali keseluruh organ tubuh dan seterusnya.
4.      Habitat
Habitat kepiting adalah air laut, air sungai, air danau, air sungai bakau, kali, dicelah batu.
5.      Klasifikasi
Klasifikasi pada kepiting adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Fylum              : Arthropoda
Kelas               : Crustacea
Ordo                : Decapoda
Family             : Portunidae
Genus              : Scylla
Spesies             : Scylla sp (Alex, 2009).
c.       Kecoak (Peiplaneta orientalis)
1.      Morfologi
Kecoak memiliki tubuh yang berbentuk bulat telur dan pipih dorsoventral (gepeng). Kepala agak tersembunyi dilengkapi sepasang antena panjang yang berbentuk filiform yang bersegmen dan mulut tipe pengunyah (chewing). Bagian dada terdapat 3 kaki 2 pasang sayap, bagian luar tebal bagian dalam berbentuk membran. Caput melengkung ke ventro caudal dibawah sehingga mulut menjol diantara dasar kaki pertama. Biasanya bersayap dua pasang jenis Blatta Orientalis betina memiliki sayap yang lebih pendek daripada jantan (tidak menutup abdomen). Kaki disesuaikan untuk berlari.
2.      Anatomi
Kecoak memiliki hati, tetapi lambung hanya merupakan pembesaran dari usus. Pada usus terdapat katup-katup spiralis. Kecoak memiliki caput (kepala), terdapat  mulut. Ada sepasang amata majemuk. Dan terdapat antena dikepalanya. Kecoak memiliki lambung, usus dan anus. Kecoak akan mengandung telur-telurnya sampai telur-telur tersebut menetas. Apabila kecoak merasakan adanya gangguan pada cerci maka kakinya akan bergerak lari sebelum otak menerima tanda-tanda atau sinyal.
3.      Sistem organ
a.       Sistem pencernaan
Saluran pencernaan pada kecoak pada dasarnya meliputi usus depan, usus tengah, dan usus belakang. Usus depan terdiri atas faring yang merupakan kelanjutan dari mulut dan terletak di daerah kepala yang disetiap sisinya terdapat kelenjar ludah, kemudian esophagus, yang membesar membentuk tembolok dan terletaak di daerah mesothorax dan metathorax. Oragon selanjutnya adalah proventriculus yang berperan sebagai organ penggiling usus tengaha meliputi lambung yang bagian posteriornya masuk kedalam abdomen. Pada permukaan lambung terdapat 16 kantong berbentuk kerucut yaitu gastric-ceca yang berperan menghasilkan enzim-enzim pencernaan, dan hasil sekresi ini akan diberikan kedalam lambung, usus tengah merupakan tempat dimana terjadinya absorbsi nutrisi, sedangkan usus belakang tersusun atas usus yang membesar dan usus kecil yang meluas ke dalam rectum.
b.      Sistem pernafasan
Sistem pernafasan pada kecoak terdiri dari tabung trakea dan spirakel. Cabang-cabang tabung trakea tersebar diseluruh tubuh. Diatur sepanjang tubuh. Tiga pasang trakea terjadi ini disebut batang trakea. Tergo setnum tejadi pada segmen abdomen kecoa. Melalui kontraksi dan relaksasi otot-otot ini, rongga-rongga perut mengembang dan kontrak berirama. Perluasan rongga perut menyebabkan pelebaran batang trakea. Akibatnya, udara bergegas kedalam sistem trakea melalui spirakel. Udara ini menyebar ke tracheoles dimana pertukaran gas terjadi antara dan jaringan sel-sel udara. Ketika kontrak perut, batang-batang trakea  juga kontrak dan udara keluar ke atmosfer.
c.       Sistem ekskresi
Kecoak mengeluarkan hasil buangannya dalam bentuk gumpalan kecil hitam yang umumnya berupa uric acid. Uric acid atau asam urat adalah produk limbah biasanya hadir dalam darah sebagai akibat dari kerusakan purin. Darah kecoak tidak merah karena tidak menggunakan hemoglobin untuk membawa oksigen. Bahkan aliran darah mereka tidak digunakan untuk membawa oksigen.
d.      Sistem reproduksi
Kecoak dapat bertelur tanpa kawin. Kecoak mula-mula mematangkan telur (oosit) dalam ovariumnya sebelum kawin. Telur berevolusi dan berkembang dalam ovarium ketitik ketika siap untuk ovulasi. Setelah ovulasi, ootheca yang menutupi telur seringnya sangat tipis. Secara fisiologis, kecoa tahu untuk tidak membuang-buang protein. Partogenesis adalah proses memproduksi telur yang subur tanpa partisipasi jantan.


4.      Habitat
Kecoak seringkali ditemukan ditempat-tempat kotor dan jorok. Tempat-tempat tersebutlah yang paling disukai oleh kecoa. Kecoa lebih suka tinggal di daerah tropis. Karena kecoak suka dengan keadaan udara yang lembab. Tetapi ditemukan.
5.      Klasifikasi
Adapun klasifikasi pada kecoak adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Blattodea
Famili              : Blattellidae
Genus              : Peiplaneta
Spesies             : Peiplaneta orientalis (Alex, 2009).
d.      Belalang (Valanga nigricornis)
1.    Morfologi
Tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pendewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Caput merupakan sebuah konstruksi yang padat dan keras dan terdapat beberapa suture yang menurut teori evolusi caput tersebut terdiri dari empat ruas yang mengalami penyatuan. Torax terdiri dari tiga ruas yang jelas terlihat, sedangkan abdomen terdiri dari 9 ruas. Antena terdapat dua. Berupa alat tambahan yang berfungsi sebagai alat sensor.
2.    Anatomi
Belalang memiliki kepala. Bagian-bagiannya yaitu ocellus merupakan belalang sederhana yang bertugas mendeteksi perbedaan benda berdasarkan intensitas cahaya. Compound eye merupakan mata mejemuk. Sebuah mata yang terdiri dari titik-titik mata. Antena merupakan sungut beruas-ruas dibagian kepala. Dibagian atas mulut. Terdiri dari fungsi-fungsi sensor seperti menyentuh, membaui, dan kadang digunakan untuk sedikit mendengar. Gena bagian kepala dibawah mata majemuk. Frons bagian kepala dibagian depan diantara mata mejemuk dan mulut. Belalang tidak mempunyai telinga.
3.    Sistem organ
a.       Sistem reproduksi
Pada saat bereproduksi belalang jantan akan meletakkan sperma pada vagina belalang betina. Sperma diletakkan melalui bantuan aedeagus. Sperma diletakkan pada ovipositor betina. Sperma akan memasuki telur lewat jalan yang disebut micropyles.
b.      Sistem pencernaan
Sistem pencernaan belalang terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, kelenjar, usus besar, rektum, dan anus. Belalang mencari makan secara aktif, sehingga di bagian mulut terdapat alat pelengkap khusus sehingga dapat memakan daun dengan cepat. Dari, mulut makanan melalui tenggorokan masuk ke dalam tembolok untuk disimpan sementara. Di tembolok untuk makanan menuju ke empedal. Di empedal makanan digiling, kemudian masuk ke dalam lambung. Didalam lambung terjadi pencernaan secara kimiawi dan penyerapan sari makanan. Makanan tersebut masuk kedalam darah dan diedarkan keseluruh tubuh. Sisa makanan yang terbentuk padat dikumpulkan dan bermuara pada usus besar, lalu sisa makanan dikeluarkan melalui anus.
c.       Sistem pernafasan
Corong hawa (trakea) adalah alat pernafasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga beristirahat. Oksigen dari luar masuk ke spirakel. Kemudian spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan menuju trakeolus sehingga dapat mencapai jaringan dan alat tubuh bagian dalam.
d.      Sistem ekskresi
Alat ekskresi pada belalang adalah tubus malpighi. Badan malpighi berbentuk halus yang terikat pada ujung usus posterior belalang yang terikat ada ujung usus posterior belalang dan berwarna kekuningan. Zat-zat buangan diambil dari cairan tubuh (hemolimfa) oleh saluran.
4.    Habitat
Belalang mudah dijumpai di berbagai tempat, bertengger pada tanaman, didalam tanah, dalam tumpukan jerami, didalam air, dalam tempat penyimpanan beras, bahkan dalam kotoran. Setiap sisi kehidupannya, akan memperlihatkan keajaiban pemciptanya.
5.    Klasifikasi
Adapun klasifikasi pada belalang adalah sebagai berikut:
Kingdom            : Animalia
Filum                  : Arthropoda
Kelas                  : Insecta
Ordo                  : Caelifera
Famili                 : Trydactyliodea
Genus                 : Valanga
Spesies               : Valanga nigricornis (Alex, 2004).


E.     Kseimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah pada Udang (Panneus monodon) bagian morfologinya adalah antena, rostrum, torax, abdomen, telson, clopod, pleupod, dan pecido. Pada kepiting (Portunus sexdentalus) yaitu chelipeds, propodus, carpus, rostrum. Pada bagian kecoak (Peirlenta orientalis) yaitu antena, kepala, pronotum, sayap, dan jenggot ekor. Sedangkan belalang adalah torax, forewing, hindwing, tympanum, oripositor, antena, dan mata majemuk.
2.      Saran
Saran saya pada praktikum ini adalah sebaiknya kecoak dan belalang diamati bagian anatominya.


















DAFTAR PUSTAKA
Erwin, Mulyo. Binatang serangga. Jakarta: UIP , 2011.
Roberts, dkk. Zoologyy. San fransisco, California: thriteend edition, 2009.
Setiati. Artropoda. Jakarta: Lusdt, 2007.



























































































































































2 komentar:

  1. TERIMAKASIH..DARI WIDA..UNIVERSITAS SANATA DHARMA,YOGYAKARTA

    BalasHapus
  2. kok catatan kaki tidak sesuai dengan dapus?

    BalasHapus