A. Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum
ini adalah untuk mengamati hewan-hewan yang tergolong Arthropoda serta mendeksripsikan dan menyusunnya dalam suatu
klasifikasi.
B. Dasar Teori
Kata Arthropoda
dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti
sendi (ruas) dan Podos berarti kaki.
Jadi arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi (beruas-ruas).
Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta didalam tanah.
Hewan ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis atau macam spesiesnya,
lebih kurang 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di dunia yang telah
diketahui (Setiati, 2012:87).
Segmen terdapat juga
ditubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan
simetri bilateral dan tergolong triplobastik selomata. Ukuran dan bentuk tubuh
sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm, namun
kebanyakan berukuran kecil. Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam. Tubuh Arthropoda
bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi. Pada tiap segmen tubuh
tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas. Segmen bergabung membentuk bagian
tubuh, yaitu kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Atrhropoda ditemukan adanya kutikula
keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton). Eksoskeleton tersusun dari
kitin yang disekresikan oleh sel kulit. eksoskeleton melekat pada kulit
membentuk perlindungan tubuh yang kuat. Eksoskeleton terdiri dari lempengan
yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak. Eksoskeleton tidak
dapat membesar mengikti pertumbuhan tubuh. Oleh karena itu, tahap pertumbuhan. Arthropoda selalu di ikuti dengan
pengelupasan eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru. Tahap
pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis. Hewan yang biasanya
melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba (Erwin,
2010:122-123).
Filum Arthropoda saat ini yang paling spesies-
beragam filum dalam kerajaan hewan, terdiri dari lebih tiga–perempat dari semua
spesies yang dikenal. Approximatelly 1.100.000 spesies Arthropoda telah direkam, dan kemungkinan bahwa lebih banyak tetap
harus diklasifikasikan. Pada kenyataannya, berdasarkan survei fauna serangga di
kanopi hutan hujan, banyak perkiraan spesies belum terdekskripsikan jauh lebih
tinggi. Arthropoda termasuk laba-laba,
kalajengking, kutu, tungau, krustasea, kaki seribu, lipan, serangga, dan
lainnya kurang baik–kelompok terkenal. Selain itu, ada catatan fosil yang kaya
meluas ke masa prakambium sangat terlambat. Arthropoda
adalah prostomes eskolomate dengan baik sitem organ di kembangkan, dan
mereka berbagi dengan Annelida miliki
segmentasi mencolok. Namun, analisis molekuler terbaru komparatif menunjukkan
bahwa Annelida, dan arthropoda berevolusi dari nenek moyang yang berbeda
(Roberts, 2006: 374).
C. Waktu dan Tempat
1. Waktu
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya
praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal : Rabu/22 Mei 2013
Pukul : 15.00-17.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoology Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa.
2. Alat
dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada
praktikum ini adalah lup, baik beda, pinset, dan gunting.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada
praktikum ini adalah Panaeus monodon
(Udang) Portunus sexdentalus
(Kepiting), Peiplaneta orientalis (Kecoa),
Valanga sp (Belalang).
3. Cara
kerja
Adapun
cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan
alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Mengambil
bahan yang utuh dan segar, dan merentangkan dimeja preparat.
c. Mengamati
bagian morfologi bahan yang telah disediakan.
d. Membeda
bahan yang telah diamati bagian morfologinya.
e. Mengamati
bagian anatomi bahan tersebut.
f. Menggambar
bagian-bagiannya pada lembar kerja.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
a. Udang
(Panneus monodon)
Gambar : Morfologi
Keterangan:
1. Antennula
2. Rostrum
3. Mata
4. Torax
5. Abdomen
6. Telson
7. Uropod
8. Pleopod
9. Periopod
10. Scapocerix
11. Antena
b. Kepiting
(Portunus sexdentalus)
Gambar : Morfologi
Keterangan:
1. Chelipeds
2. Propodus
3. Carpus
4. Merus
5. Rostrum
6. Antenna
7. Mata
8. Carapus
9. Walking
legs
c. Kecoak
(Peiplaneta orientalis)
Keterangan:
1. Antena
2. Kepala
3. Pronotum
4. Sayap
5. Kaki
6. Jenggot
ekor
7. Perut
spicala
d. Belalang
(Valanga sp)
Keterangan:
1. Forewing
2. Hindwing
3. Tympanum
4. Ovipositor
5. Spirakel
6. Tergum
7. Sternum
8. Tarsus
9. Tibia
10. Thorax
2. Pembahasan
a. Udang
(Panneus monodon)
1. Morfologi
Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan
bagian dada disebut cephalotorax yang terdiri
dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada.
Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai
sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas
keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing.
2. Anatomi
Pada anatomi udang bagian-bagiannya
yaitu mimbar, otak cardium, pricardium, jantung, ostium, usus, anus, vas
deferens, ganglion, kelenjar pencernaan mulut, dan kelenjar antenal. Kelompok
udang-udangan mempunyai lima pasang antena, dua pasang di rahang bawah. Dua
pasang rahang atas dan satu dibadan yang berfungsi bila bernafas.
3. Sistem
organ
a. Sistem
pencernaan
Alat pencernaannya berupa mulut terletak
pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung, usus dan anus
terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki kelenjar pencernaan atau hati
yang terletak di kepala dan dada kedua. Hepathopancreas dapat diidentikkan
dengan lambung udang. Organ ini merupakan pusat dari pencernaan udang dan
terletak di bagian kepala dan pada posisi normal berbentuk segitita serta
berwarna kecokelatan.
b. Sistem
pernafasan
Pada umumnya udang bernafas dengan
insang. Kecuali udang kecil yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh
permukaan tubuhnya. Insangnya terletak di bagian torax badannya. Insang udang
tidak mirip dengan insang ikan. Insang udang kecil sedangkan udang lebar.
c. Sistem
reproduksi
Alat reproduksinya umumnya terpisah,
kecuali pada beberapa udang rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan
kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima.
Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh). Dalam pertumbuhannya, udang
mengalami ekdisis atau pergantian kulit. apabila kita menangkap udang, udang
akan melepaskan pangkal kakinya. Kemudian kaki tersebut akan tumbuh kembali
melalui proses regenarasi.
d. Sistem
peredaran darah
Sistem peredaran darah udang disebut
peredaran darah terbuka. Artinya darah beredar tanpa melalui pembuluh darah.
Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang daya ikatan
terhadap O2 (oksigen rendah).
4. Habitat
Habitat udang adalah di air tawar, air
laut, danau, air sungai, kali, empang, teluk, dan sebagainya.
5. Klasifikasi
Adapun
klasifikasi pada udang adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Panaeidae
Genus : Panneus
Spesies : Panneus monodon (Alex, 2009).
b. Kepiting
(Portunus sexdentalus)
1. Morfologi
Kepiting sejati mempunyai lima pasang
kaki, sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak
digunakan untuk bergerak. Perutnya terlipat dibawah. Bagia mulut kepiting
ditutupi oleh maxiliped yang rata, dan bagian depan dari carapus tidak
membentuk sebuah rostrum yang panjang. insang kepiting terbentuk dari
pelat-pelat yang pipih. Mirip dengan insang udang. Namun dengan struktur yang
berbeda.
2. Anatomi
Insang yang terdapat didalam tubuh
berfungsi untuk mengambil oksigen biasanya terdiri dari struktur yang lunak
terletak di bagian bawah carapace. Berdasarkan anatomi tubuh bagian dalam,
mulut kepiting terbuka dan terletak pada bagian bawah tubuh. Beberapa bagian
yang terdapat di sekitar mulut berfungsi dalam memegang makanan dan juga
memompokan air dari mulut ke insang.
3. Sistem
organ
a. Sistem
pencernaan
Pencernaan adalah proses penyederhanaan
makanan melalui cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang
mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui
sistem peredaran darah. Jenis pakan yang dikomsumsi kepiting bakau dapat
berupah artemia, ikan rucah, daging kerang-kerangan, hancuran daging siput, dan
lumut. Alat pencernaan terbagi tiga, tembolok, lambung otot, lambung kelenjar,
didalam perut kepiting terdapat gigi kalsium yang teratur berderet secara
longitudinal, selain gigi kalsium juga terdapat gastrolk yang berfungsi
mengeraskan rangka luar setelah terjadi eksidis (pengelupasan kulit).
b. Sistem
reproduksi
Kepiting dan betina dapat dibedakan
dengan mengamati alat kelamin yang terdapat dibagian perut jantan umumnya
terdapat organ kelamin berbentuk segitiga yang sempit dapat meruncing bagian
depan. Organ kelamin betina berbentuk segitiga yang relatif lebar dan dibagian
depan agak tumpul. Kepiting jantan dan betina dibedakan oleh ruas abdomennya.
Ruas abdomen kepiting jantan berbentuk segitiga, sedangkan pada kepiting betina
berbentuk agak membulat dan lebih besar.
c. Sistem
peredaran darah
Sistem sirkulasi adalah sistem yang berfungsi
untuk mengangkut dan mengedarkan O2 dari perairan ke sel-sel tubuh
yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat nutrisi, garam-garam, hormon,
dan antibodi serta mengangkut karbondioksida dari dalam usus,
kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar tubuh.
d. Sistem
pernafasan
Mekanisme pernafasan pertukaran gas
karbondioksida dan oksigen terjadi secara difusi ketika air dan kepiting yang
masuk melalui mulut, terdorong ke arah daerah insang. Oksigen yang banyak
dikandung di dala air akan diikat oleh hemosianin, sedangkan karbondioksida
yang terkandung didalam darah akan dikeluarkan ke perairan. Darah yang sudah
banyak mengandung oksigen kemudian diedarkan kembali keseluruh organ tubuh dan
seterusnya.
4. Habitat
Habitat kepiting adalah air laut, air
sungai, air danau, air sungai bakau, kali, dicelah batu.
5. Klasifikasi
Klasifikasi
pada kepiting adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Fylum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Family : Portunidae
Genus : Scylla
Spesies : Scylla sp (Alex, 2009).
c. Kecoak
(Peiplaneta orientalis)
1. Morfologi
Kecoak memiliki tubuh yang berbentuk
bulat telur dan pipih dorsoventral (gepeng). Kepala agak tersembunyi dilengkapi
sepasang antena panjang yang berbentuk filiform yang bersegmen dan mulut tipe
pengunyah (chewing). Bagian dada terdapat 3 kaki 2 pasang sayap, bagian luar
tebal bagian dalam berbentuk membran. Caput melengkung ke ventro caudal dibawah
sehingga mulut menjol diantara dasar kaki pertama. Biasanya bersayap dua pasang
jenis Blatta Orientalis betina
memiliki sayap yang lebih pendek daripada jantan (tidak menutup abdomen). Kaki
disesuaikan untuk berlari.
2. Anatomi
Kecoak memiliki hati, tetapi lambung
hanya merupakan pembesaran dari usus. Pada usus terdapat katup-katup spiralis. Kecoak
memiliki caput (kepala), terdapat mulut.
Ada sepasang amata majemuk. Dan terdapat antena dikepalanya. Kecoak memiliki
lambung, usus dan anus. Kecoak akan mengandung telur-telurnya sampai
telur-telur tersebut menetas. Apabila kecoak merasakan adanya gangguan pada cerci
maka kakinya akan bergerak lari sebelum otak menerima tanda-tanda atau sinyal.
3. Sistem
organ
a. Sistem
pencernaan
Saluran
pencernaan pada kecoak pada dasarnya meliputi usus depan, usus tengah, dan usus
belakang. Usus depan terdiri atas faring yang merupakan kelanjutan dari mulut
dan terletak di daerah kepala yang disetiap sisinya terdapat kelenjar ludah,
kemudian esophagus, yang membesar membentuk tembolok dan terletaak di daerah
mesothorax dan metathorax. Oragon selanjutnya adalah proventriculus yang berperan
sebagai organ penggiling usus tengaha meliputi lambung yang bagian posteriornya
masuk kedalam abdomen. Pada permukaan lambung terdapat 16 kantong berbentuk
kerucut yaitu gastric-ceca yang berperan menghasilkan enzim-enzim pencernaan,
dan hasil sekresi ini akan diberikan kedalam lambung, usus tengah merupakan
tempat dimana terjadinya absorbsi nutrisi, sedangkan usus belakang tersusun
atas usus yang membesar dan usus kecil yang meluas ke dalam rectum.
b. Sistem
pernafasan
Sistem pernafasan pada kecoak terdiri
dari tabung trakea dan spirakel. Cabang-cabang tabung trakea tersebar diseluruh
tubuh. Diatur sepanjang tubuh. Tiga pasang trakea terjadi ini disebut batang
trakea. Tergo setnum tejadi pada segmen abdomen kecoa. Melalui kontraksi dan
relaksasi otot-otot ini, rongga-rongga perut mengembang dan kontrak berirama.
Perluasan rongga perut menyebabkan pelebaran batang trakea. Akibatnya, udara
bergegas kedalam sistem trakea melalui spirakel. Udara ini menyebar ke
tracheoles dimana pertukaran gas terjadi antara dan jaringan sel-sel udara.
Ketika kontrak perut, batang-batang trakea
juga kontrak dan udara keluar ke atmosfer.
c. Sistem
ekskresi
Kecoak mengeluarkan hasil buangannya
dalam bentuk gumpalan kecil hitam yang umumnya berupa uric acid. Uric acid atau
asam urat adalah produk limbah biasanya hadir dalam darah sebagai akibat dari
kerusakan purin. Darah kecoak tidak merah karena tidak menggunakan hemoglobin
untuk membawa oksigen. Bahkan aliran darah mereka tidak digunakan untuk membawa
oksigen.
d. Sistem
reproduksi
Kecoak dapat bertelur tanpa kawin.
Kecoak mula-mula mematangkan telur (oosit) dalam ovariumnya sebelum kawin.
Telur berevolusi dan berkembang dalam ovarium ketitik ketika siap untuk
ovulasi. Setelah ovulasi, ootheca yang menutupi telur seringnya sangat tipis.
Secara fisiologis, kecoa tahu untuk tidak membuang-buang protein. Partogenesis
adalah proses memproduksi telur yang subur tanpa partisipasi jantan.
4. Habitat
Kecoak seringkali ditemukan
ditempat-tempat kotor dan jorok. Tempat-tempat tersebutlah yang paling disukai
oleh kecoa. Kecoa lebih suka tinggal di daerah tropis. Karena kecoak suka
dengan keadaan udara yang lembab. Tetapi ditemukan.
5. Klasifikasi
Adapun
klasifikasi pada kecoak adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Blattodea
Famili : Blattellidae
Genus : Peiplaneta
Spesies : Peiplaneta orientalis (Alex, 2009).
d. Belalang
(Valanga nigricornis)
1. Morfologi
Tubuh serangga dewasa dapat dibedakan
menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pendewasa biasanya menyerupai
moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa
adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Caput merupakan
sebuah konstruksi yang padat dan keras dan terdapat beberapa suture yang
menurut teori evolusi caput tersebut terdiri dari empat ruas yang mengalami
penyatuan. Torax terdiri dari tiga ruas yang jelas terlihat, sedangkan abdomen
terdiri dari 9 ruas. Antena terdapat dua. Berupa alat tambahan yang berfungsi
sebagai alat sensor.
2. Anatomi
Belalang memiliki kepala.
Bagian-bagiannya yaitu ocellus merupakan belalang sederhana yang bertugas
mendeteksi perbedaan benda berdasarkan intensitas cahaya. Compound eye
merupakan mata mejemuk. Sebuah mata yang terdiri dari titik-titik mata. Antena
merupakan sungut beruas-ruas dibagian kepala. Dibagian atas mulut. Terdiri dari
fungsi-fungsi sensor seperti menyentuh, membaui, dan kadang digunakan untuk
sedikit mendengar. Gena bagian kepala dibawah mata majemuk. Frons bagian kepala
dibagian depan diantara mata mejemuk dan mulut. Belalang tidak mempunyai
telinga.
3. Sistem
organ
a. Sistem
reproduksi
Pada saat bereproduksi belalang jantan
akan meletakkan sperma pada vagina belalang betina. Sperma diletakkan melalui
bantuan aedeagus. Sperma diletakkan pada ovipositor betina. Sperma akan
memasuki telur lewat jalan yang disebut micropyles.
b. Sistem
pencernaan
Sistem
pencernaan belalang terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, lambung,
kelenjar, usus besar, rektum, dan anus. Belalang mencari makan secara aktif,
sehingga di bagian mulut terdapat alat pelengkap khusus sehingga dapat memakan
daun dengan cepat. Dari, mulut makanan melalui tenggorokan masuk ke dalam
tembolok untuk disimpan sementara. Di tembolok untuk makanan menuju ke empedal.
Di empedal makanan digiling, kemudian masuk ke dalam lambung. Didalam lambung
terjadi pencernaan secara kimiawi dan penyerapan sari makanan. Makanan tersebut
masuk kedalam darah dan diedarkan keseluruh tubuh. Sisa makanan yang terbentuk
padat dikumpulkan dan bermuara pada usus besar, lalu sisa makanan dikeluarkan
melalui anus.
c. Sistem
pernafasan
Corong hawa (trakea) adalah alat
pernafasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea
bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang
disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin
dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang
dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara
teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga beristirahat. Oksigen
dari luar masuk ke spirakel. Kemudian spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea
dan menuju trakeolus sehingga dapat mencapai jaringan dan alat tubuh bagian
dalam.
d. Sistem
ekskresi
Alat ekskresi pada belalang adalah tubus
malpighi. Badan malpighi berbentuk halus yang terikat pada ujung usus posterior
belalang yang terikat ada ujung usus posterior belalang dan berwarna
kekuningan. Zat-zat buangan diambil dari cairan tubuh (hemolimfa) oleh saluran.
4. Habitat
Belalang mudah dijumpai di berbagai
tempat, bertengger pada tanaman, didalam tanah, dalam tumpukan jerami, didalam
air, dalam tempat penyimpanan beras, bahkan dalam kotoran. Setiap sisi
kehidupannya, akan memperlihatkan keajaiban pemciptanya.
5. Klasifikasi
Adapun klasifikasi pada belalang adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Caelifera
Famili : Trydactyliodea
Genus : Valanga
Spesies : Valanga nigricornis (Alex, 2004).
E.
Kseimpulan
dan Saran
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini
adalah pada Udang (Panneus monodon)
bagian morfologinya adalah antena, rostrum, torax, abdomen, telson, clopod,
pleupod, dan pecido. Pada kepiting (Portunus
sexdentalus) yaitu chelipeds, propodus, carpus, rostrum. Pada bagian kecoak
(Peirlenta orientalis) yaitu antena,
kepala, pronotum, sayap, dan jenggot ekor. Sedangkan belalang adalah torax,
forewing, hindwing, tympanum, oripositor, antena, dan mata majemuk.
2. Saran
Saran saya pada praktikum ini adalah
sebaiknya kecoak dan belalang diamati bagian anatominya.
DAFTAR
PUSTAKA
Erwin, Mulyo. Binatang
serangga. Jakarta: UIP , 2011.
Roberts, dkk. Zoologyy.
San fransisco, California: thriteend
edition, 2009.
Setiati. Artropoda.
Jakarta: Lusdt, 2007.
TERIMAKASIH..DARI WIDA..UNIVERSITAS SANATA DHARMA,YOGYAKARTA
BalasHapuskok catatan kaki tidak sesuai dengan dapus?
BalasHapus