A. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi pada cacing tanah.
B. Dasar Teori
Annelida
dalam bahasa latin, annulus= cincin, atau cacing gelang adalah kelompok cacing
dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan pltyhelminthes dan nematyhelminthes, annelida merupakan hewan triploblastik yang sudah
memiliki rongga tubuh sejati atau hewan selomata. Namun annelida merupakan
hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana. Filum annelida terdiri dari
cacing berbuku-buku seperti cacing tanah. Perkembangan buku-buku badan ini
memungkinkan adanya pembentukan fungsi yang berbeda dalam ruas badan (segmentasi)
yang berbeda. Annelida memiliki
coelom yang besar untuk mengakomodasi organ dalam yang lebih kompleks. Terdapat
sekitar 12,000 jenis di laut, air tawar, dan daratan, terbagi menjadi tiga
kelas (Alvyanto, 2010:31).
Jumlah Annelida yang telah dikenal sekitar 15.000 spesies dengan ukuran
yang bervariasi, dari yang panjangnya 1 mm hingga 3 m. Annelida dapat hidup di
berbagai tempat, baik di air tawar, air laut, atau daratan. Umumnya hidup
bebas, meskipun ada yang bersifat parasit. Cacing ini mempunyai tingkatan lebih
tinggi dibanding dengan kedua kelompok
cacing yang telah dibahas sebelumnya. annelida memiliki bentuk tubuh
bilateral, dengan tubuh beruas-ruas dan dilapisi lapisan kutikula nonchitinous
serta dilengkapi pula oleh sejumlah bristle chitin yang disebut setae. Cacing
ini terbagi sesuai dengan ruas-ruas tubuhnya terbagi sesuai dengan ruas-ruas
tubuhnya dan satu sama lain dibatasi dengan sekat (septum). Pembuluh darah,
sistem saraf, dan sistem ekskresi di setiap segmen saling berhubungan melewati
septa. Meskipun demikian, antara ruas satu dengan ruas lainnya tetap
berhubungan sehingga terlihat seperti cincin yang terkoordinasi (Budiyanto,
2013: 13).
Cacing tanah merupakan hewan hemafrodit,
mereka melakukan pembuahan secara silang. Sel sperma yang dipertukarkan
disimpan dalam klitelum untuk kemudian diselubungi mukus (lendir) mebentuk
kokon. Kokon dilepas dalam tanah dan berkembang menjadi embrio yang siap
menjadi individu baru. Perkembangan vegetatifnya dengan cara fragmentasi tubuh
yang diikuti dengan regenerasi. Cacing-cacing yang termasuk dalam filum ini,
hidup didalam tanah yang lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya
annelida hidup bebas, beberapa juga termasuk parasit. Disamping tubuhnya
bersegmen, juga tertutupi oleh kutikula yang merupakan hasil sekresi dari
epidemis dan sudah ada rongga tubuh. Simetri bilateral berbentuk seperti
gelang. Memiliki ronnga badan tripblastik. Ruas tubuhnya segmen disebut sistem
pencernaan lengkap atau sempurna. Annelida yang hidup ditanah berperan penting
dalam memperbaiki struktur tanah untuk pertanian dan mengembalikan mineral yang
penting untuk menjaga kesuburan tanah. Bersifat metameri (antara segmen yang
satu dengan segmen yang lainnya sama baik bentuk luar maupun alat-alat
tubuhnya. Memiliki tiga penyusun tubuh yaitu endoderma, mesoderma, dan
ektoderma (Unaya, 2012:42).
C. Metode Praktikum
1. Waktu
dan tempat
Adapun
waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal : Rabu/20 Mei 2013
Pukul : 15.00-17.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoology Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa.
2. Alat
dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada
praktikum ini adalah gunting, pinset,
cawan petri, lup, mikroskop trinokuler, dan papan seksi. .
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum
ini adalah cacing tanah (Lumbricus
terresteris).
3. Cara
kerja
Adapun
cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan
alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Mencuci
cacing tanah tersebut dengan menggunakan air.
c. Mengamati
struktur morfologi cacing tanah dengan menggunakan lup
d. Menggambar
struktur morfologi cacing tanah pada lembar kerja.
e. Membedah
cacing tanah tersebut dengan menggunakan gunting dan pinset.
f. Mengamati
struktur anatomi cacing tanah dengan menggunakan mikroskop trinokuler,
g. Menggambar
struktur anatomi cacing tanah tersebut pada lembar kerja.
h. Menentukan
bagian-bagian gambar cacing tersebut.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
a. Cacing
Tanah (Lumbricus terresteris).
Gambar : Morfologi
Keterangan:
1. Mulut
2. Anterior
3. Klitelum
4. Segmen
5. Alat
kelamin
6. Segmen
7. Posterior
8. Anus
Gambar : anatomi
Keterangan:
1. Anus
2. Klitellum
3. Septum
4. Lapisan
otot
5. Nefridium
6. Selom
7. Esofagus
8. Saluran
sperma
9. Wadah
mani
10. Ganglion
11. Urat
saraf
12. Setae
13. Mulut
14. Otak
15. Faring
16. Hati
17. Vesikula
seminalis
18. Ovarium
19. Pembuluh
darah
20. Tembolok
21. Rempela
22. Usus
2. Pembahasan
a. Morfologi
Cacing tanah tidak memiliki kaki.
Memiliki kerutan (seta) disepanjang tubuhnya yang dapat dijulur-kerutkan
(bergerak sperti spiral). Bagian belakangnya berfungsi sebagai penahan
(jangkar). Klitelum merupakan organ pembentukan telur. Warna bagian punggung
(dorsal) adalah coklat sampai keunguan. Warna bagian bawah (ventral) adalah
krem. Pada bagian depan (anterior) terdapat mulut tak bergigi. Pada bagian
belakang (posterior) terdapat anus. Cacing tanah bertubuh tanpa kerangka yang
tersusun oleh segmen-segmen fraksi luar dan fraksi dalam yang saling
berhubungan secara integral. Diselaputi oleh epidermis berupa kutikula (kulit
kaku) berpigmen tipis dan seta. Kecuali pada dua segmen pertama bagian mulut.
b. Anatomi
Tubuh cacing tanah sebagian besar
terdiri dari air dan tersusun atas segmen-segmen (sekitar 95 segmen) yang dapat
menyusut dan meregang untuk membantu cacing bergerak didalam tanah. Cacing tanah
tidak memiliki tulang, gigi, mata, telinga, dan kaki. Cacing tanah memiliki
lima jantung. Cacing tanah memiliki organ perasa yang sensititf terhadap cahaya
dan sentuhan (reseptor sel) untuk membedakan perbedaan intensitas cahaya dan
merasakan getaran di dalam tanah. Selain itu, mereka juga memiliki kemoreseptor
khusus yang bereaksi terhadap ransangan kimia. Organ-organ perasa pada cacing
tanah terletak di bagian anterior (depan/muka). Kepala cacing tanah terletak
pada bagian yang paling dekat dengan klitellum. Mereka biasanya bergerak searah
bagian kepala menghadap saat berpindah tempat. Klitelium adalah segmen pada
cacing tanah (mirip korset) tempat kelenjar sel. Untuk bersenggama. Fungsinya untuk membentuk kokon (kepompong)
dari sekresi lendir dimana sel-sel telur akan diletakkan nantinya didalam kokon
ini.
c. Sistem
organ
1. Sistem
pencernaan
Cacing tanah akan memakan apa saja yang
bersifat organik yang dapat diuraikan dan harus lembab. Cacing tanah tidak bisa
makan makanan yang kering. Mula-mula makanan dicerna di mulut, dan diteruskan
ke esofagus, kemudian di bawah ke crop. Setelah menuju crop, makanan tersebut
diteruskan ke empedal, lalu ke proventrikulus, dan dilanjutkan ke usus,
kemudian keluar melalui kloaka. Kotoran tersebut bermanfaat bagi tanaman.
2. Siklus
hidup
Sepasang cacing tanah dewasa dapat
berkembang biak hingga menghasilkan 1500 ekor cacing dalam satu tahun. Populasi
cacing tanah mengalami peningkatan hingga 100% setiap 4-6 bulan. Cacing tanah
akan membatasi perkembangbiakan mereka agar sesuai dengan makanan yang tersedia dan ukuran tempat hidup mereka.
Cacing tanah adalah hewan hemafrodit. Meskipun hemafrodit tidak bisa
melakukannya sendiri. Cacing tanah dapat kawin sekali setiap sepuluh hari, dan
dari perkawinan itu dapat menghasilkan satu atau dua kepompong. Satu kepompong
dapat menampung hingga 10 telur, namun biasanya 4 cacing mudah yang dapat
menetas. Telur cacing tanah dapat menetas hingga 3 minggu jika cuaca hangat,
namun bisa mencapai 3 bulan jika cuaca dingin. Saat cacing tanah siap keluar
kepompong berubah warna menjadi kemerahan dan berukuran sebesar biji anggur.
Anak cacing tanah yang baru menetas berukuran sekitar 1,2 cm.
3. Sistem
ekskresi
Cacing tanah dengan cacing pipih
memiliki sistem ekskresi yang berbeda. Cacing tanah memiliki sistem ekskresi
khusus yang terdapat pada setiap segmen tubuhnya. Alat ekskresi ini dinamakan
nefridium. Pada setiap segmen tubuh cacing tanah terdapat sepasang nefridium.
Hanya tiga segmen pertama dan segmen terakhir saja yang tidak terdapat alat
ekskresi ini. Nefridium dilengkapi dengan corong bersilia dan terbuka yang
terletak pada sekat pemisah antar segmen tubuh. Alat ini disebut nefrostom.
Nefrostom berfungsi sebagai penarik cairan tubuh dari satu segmen ke segmen
lainnya. Sedangkan sisa metabolisme akan dikelauarkan melalui sebuah lubang
yang disebut nefridiopori. Saat silia pada nefrostom bergetar, cairan tubuh
dari segmen di sebelahnya akan mengalir kedalam nefridium. Pada nefridium ini,
zat berguna seperti glukosa dan ion-ion diserap oleh darah untuk dialirkan
melalui pembuluh kapiler. Sedangkan zat sisa seperti air, senyawa nitrogen, dan
garam yang tidak berguna oleh tubuh dikeluarkan melalui nefridiopori.
4. Sistem
respirasi
Cacing tanah tidak memiliki alat pernafasan
khusus maka ia menggunakan permukaan tubuh/ kulitnya sebagai tempat pertukaran
oksigen dan karbondioksida. Tubuh cacing tertutup oleh selaput bening dan tipis
yang disebut kutikula. Kutikula ini selalu lembap dan basah. Karena permukaan
kulit (epidermis, pori-pori dorsal) cacing tanah memiliki kelenjar yang
berlendir, yang berfungsi membasahi kulitnya tersebut. Melalui selaput inilah
terjadi difusi antara oksigen dengan karbondioksida yang kemudian diteruskan
kedalam pembuluh darah sehingga kebutuhan oksigen tubuh terpenuhi. Dibawah
kulit cacing tanah terdapat kapiler-kepiler darah, melalui kapiler inilah,
oksigen berdifusi masuk, lalu oksigen ditangkap atau diikat oleh hemoglobin
yang terkandung dalam darah cacing untuk selanjutnya diedarkan keseluruh tubuh.
Gas hasil respirasi yaitu karbondioksida dikeluarkan dari tubuh juga melalui
permukaan kulitnya.
5. Sistem
reproduksi
Annelida
umumnya
bereproduksi secara seksual dengan pembentukan gamet, memiliki klitelium
sebagai alat kopulasi. Klitelium adalah struktur reproduksi yang mensekresi
cairan dan membentuk kokon tempat deposit telur. Namun ada juga yang
bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi. Organ seksual Annelida ada yang menjadi satu dengan
individu (hemafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris)
melalui larva trochophore berenang bebas.
d. Habitat
Cacing tanah dapat hidup dan berkembang
biak pada habitat alami dan habitat buatan manusia. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi cacing tanah pada habitatnya. Habitat alami cacing tanah hidup dan
berkembang biak. Suhu atau temperatur tanah yang ideal untuk pertumbuhan cacing
tanah dan penetasan kokonnya berkisar antara 15oc – 25oc.
Suhu tanah yang lebih tinggi dari 25oc masih cocok untuk cacing
tanah tetapi harus diimbangi dengan kelembapan yang memadai dan naungan yang
cukup.
e. Klasifikasi
Adapun klasifikasi pada Lumbricus terresteris adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Kelas : Oligochaeta
Ordo : Lumbriciales
Famili : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Spesies :Lumbricus
rubellus (Arisandi, 2012).
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini
adalah strktur morfologi pada cacing tanah yaitu mulut, anterior, klitellum,
organ kelamin, posterior, dan anus. Sedangkan untuk struktur anatominya yaitu
anus, klitellum, septum, lapisan otot, nefridium, selom, esofagus, saluran
sperma, wadah mani, ganglion, urat saraf, seta, mulut, otak, faring, hati,
vesikula seminalis, ovarium, pembuluh darah, krop, rempela, dan usus.
2. Saran
Adapun saran saya pada praktikum ini
adalah sebaiknya cacing tanah tersbut diberikan dulu larutan eter atau alkohol,
agar cacing yang akan diamati mati. Sehingga proses pembedahan tidak sulit.
DAFTAR
PUSTAKA
Alvyanto.
Filum Annelida. Semarang: Sahabat
Tiga, 2010.
Budiyanto.
Ternak Cacing Tanah. Jakarta:
Universitas Jakarta Press, 2013.
Unaya,
wandi. Annelida. Surabaya: Jaya,
2012.
makasih. sangat bermanfaat untuk saya :)
BalasHapusI like it,, so perfect
BalasHapustrimakasih :)
BalasHapustrims
BalasHapus