A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk
mengamati macam-macam system pencernaan pada kelas pisces, amfibi, aves, dan
mamalia.
B. Dasar Teori
Sistem
pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, seperti
pada protozoa, porifera, dan Coelenterata.
Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita, alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. pencernaan dilakukan dengan cara absorbsi langsung melalui kulit (Watson, 2002:87).
Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita, alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. pencernaan dilakukan dengan cara absorbsi langsung melalui kulit (Watson, 2002:87).
Pada sebagian hewan,
paling tidak beberapa hidrolisis terjadi melalui pencernaan ekstraseluler,
yaitu perombakan makanan di luar sel. Pencernaan ekstraseluler terjadi di dalam
kompartemen yanhg bersambungan, melalui saluran-saluran, dengan bagian luar
tubuh hewan. Banyak hewan dengan tubuh relatif sederhana memiliki kantung
pencernaan dengan pembukaan tunggal. Kantung ini yang disebut rongga
gastrovaskuler berfungsi dalam pencernaan dan distribusi nutrient ke seluruh
tubuh (Marda, 2010:16).
Vakuola makanan, organel seluler dimana
enzim hidrolitik merombak makanan tanpa mencerna sitoplasma sel sendiri, adalah
kompartemen yang paling sederhana. Protista heterotrofik mencerna makanannya dalam vakuola makanan,
umumnya setelah menelan makanan melalui fasogositis atau pinositis. Vakuola
makanan menyatu dengan lisosom, yang merupakan organel yang mengandung enzim
hidrolitik. Keadaan ini akan memungkinkan makanan tercampur dengan enzim,
sehingga percenaan terjadi secara aman di dalam suatu kompartemen yang
terbungkus oleh membran. mekanisme pencernaan ini disebut pencernaan
intraseluler (Sahrul, 2008:45).
Saluran pencernaan pada ikan dimulai
dari mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang
berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak
dapat digerakkan serta banyak menghasilkan lender, tetapi tidak menghasilkan
air ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring
yang terdapat di daerah sekitar insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek,
terdapat dibelakang insang dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit.
Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umunya
membesar, tidak jelas batasnya dengan usus (Amin, 2010:25).
C. Metode Praktikum
1. Waktu
dan Tempat
Adapun waktu dan tempat diulaksanakannya
praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal : Selasa/04 Mei 2013
Pukul : 13.00 – 15.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa.
2. Alat
dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
kaki bedah, gunting, pinset.
b. Bahan
Adapun
bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan bandeng (Cannos-cannos), katak (Rana Cancanivora), merpati (Columbia livia), mencit (Mus musculus).
3. Cara
Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini
adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Membedah
ikan bandeng dan mengamati sistem pencernaannya.
c. Menggambar
hasil pengamatan pada lembar kerja.
d. Membedah
katak dan mengamati sistem pencernaannya.
e. Menggambar
hasil pengamatan pada lembar kerja.
f. Membedah
merpati dan mengamati sistem pencernaannya.
g. Menggambar
hasil pengamatan pada lembar kerja.
h. Mebedah
mencit dan mengamati sistem pencernaannya.
i.
Menggambrar hasil pengamatan pada lembar
kerja.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
a. Ikan Bandeng (Cannos Cannos)
Keterangan:
1. Gigi
2. Mulut
3. Esofagus
4. Lambung
5. Hati
6. Usus
besar
7. Usus
halus
8. Anus
b. Katak
(Rana cancanivora)
Keterangan:
1. Mulut
2. Esofagus
3. Ventriculus
4. Intestinum
5. Kloaka
6. Fesicula
fellea
7. Hevar
8. Pancreas
c. Merpati (Columbia livia)
Keterangan:
1. Mulut
2. Faring
3. Esofagus
4. Telur
5. Lambung
6. Usus
besar
7. Usus
halus
8. Anus
9. Tembolok
d. Mencit
(Mus
musculus)
Keterangan:
1. Mulut
2. Esofagus
3. Lambung
4. Usus
besar
5. Usus
halus
6. Anus
7. Hati
2. Pembahasan
a. Sistem
pencernaa Ikan bandeng (Cannos Cannos)
Saluran pencernaan pada ikan dimulai
dari mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang
berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak
dapat digerakkan serta banyak menghasilkan lender, tetapi tidak menghasilkan
air ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring
yang terdapat di daerah sekitar insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek,
terdapat dibelakang insang dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit.
Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umunya
membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Dari lambung makanan masuk ke usus
melalui pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya, usus bermuara di anus.
Kelenjar pencernaan pada ikan , meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan
kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah kecoklatan , terletak dibagian
depan rongga badan, dan menglilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas
lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju kearah punggung. Fungsi
hati menghasilkan empedu yang di simpan dalam
kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauan terletak disebelah
kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi
untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pancreas
merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi
pankreas, antara lain menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan hormon insulin.
2. Sistem
Pencernaan Katak (Rana cancarivora)
Sistem pencernaan
makanan pada amfibi, hamper sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan salah satu binatang amphibi adalah katak makanan katak
berupa hewan-hewan kecil (serangga). Saluran pencernaan katak dimulai dari
rongga mulut, terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah
menangkap mangsa, kemudian ke esophagus yang berupa saluran pendek, kemudian
menuju ke lambung yang berbentuk kantung
bila terisi makanan menjadi lebar, menuju usus usus dapat dibedakan usus
halus dan tebal. Usus halus meliputi: duodenum, jejunum, dan ileum, tetapi
belum jelas batas-batasnya. Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka,
dan kloaka merupaka muara bersama antara saluran pencernaan makananm saluran
reproduksi, dan urine. Kelenjar pencernaan pada amphibi, terdiri atas hati dan
pancreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi
lagi menjadi dua lobus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam
kantung empedu yang berwarna kehijauan. Pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara
lambung dan ususdua belas jari (duodenum). Pancreas berfungsi menghasilakn
enzim dan hormone yang bermuara pada duodenum.
3. Sistem
Pencernaan pada Merpati (Columba livia)
Organ pencernaan pada burung terbagi
atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan bukung bervariasi
berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan. Saluran pencernaan burung
dimulai dari paruh yang merupakan modifikasi gigi, rongga mulut terdiri atas
rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk. Kemudian
menuju faring berupa saluran pendek, esophagus pada burung terdapat pelebaran
pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan
yang dapat diisi dengan cepat. Kemudiang menuju ke lambung, lambung terdiri
atas proventrikulus (lambung kelenjar) banyak menghasilkan enzim pencernaan,
dinding ototnya tipis. Ventrikulus
(lambung pengunyah), ototnya berdindingtebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat
kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan. Kemudian makanan menuju usus
yang terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
4. Sistem
pencernaan pada Mencit (Mus musculus)
Pencernaan dimulut, makanan digiling-giling menjadi kecil-kecil
oleh gigi dan dibasahi oleh saliva. Disalurkan ke esofagus dan faring.
Pencernaaan di lambung dan di usus halus. Dalam usus halus diubah menjadi asam
amino, monosakarida, gliserida, dan unsur-unsur dasar yang lain. Absorbsi air
dalam usus besar khususnya mengakibatkan isi yang tidak dicerna menjadi
setengah padat. Feses dikeluarkan dalam tubuh melalui kloaka kemudian ke anus. Tidak
berbeda dengan hewan sebelumnya, letak perbedaan hanya pada struktur giginya ,
pada marmot makanan di kunyah kemudian masuk ke dalam mulut, kemudian menuju
kerongkongan dari kerongkongan makanan menuju lambung, pada lambung proses
fermentasi atau pembusukanan makanan dilakukan oleh bakteri terjadi pada
sekumyang banyak mengandung bakteri. Kemudian meuju ke usus dan bermuara pada
anus. Tidak berbeda dengan hewan sebelumnya, letak perbedaan hanya pada
struktur giginya, pada marmot makanan di kunyah kemudian masuk ke dalam mulut,
kemudian menuju kerongkongan dari kerongkongan makanan menuju lambung, pada
lambung proses fermentasi atau pembusukanan makanan dilakukan oleh bakteri
terjadi pada sekumyang banyak mengandung bakteri. Kemudian meuju ke usus dan bermuara
pada anus.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan pada praktikum ini adalah ikan bandeng memiliki organ pencernaan di
mulai dari gigi, mulut, esofagus, lambung, hati, usus besar, usus halus, dan
anus. Katak memiliki organ pencernaan dimulai dari, mulut, esofagus,
ventriculus, intestinum, kloaka, fesicula fellea, hati dan pancreas. Merpati
memiliki organ pencernaan dimulai dari paruh, faring, esofagus, tembolok,
lambung, hati, usus besar, usus halus, dan anus. Sedangkan mencit memiliki organ
pencernaan di mulai dari mulut, lambung, usus, dan anus.
2. Saran
Adapun
saran saya pada praktikum ini adalah sebaiknya pembedahan dilakukan diluar
laboratorium, agar darah tidak mengotori lantai laboratorium.
DAFTAR
PUSTAKA
Amin, Sulfian. Merpati.
Surabaya: Trijaya, 2010.
Marda, Afilfa. Ternak
Ikan Bandeng. Bogor: Sedalu, 2010.
Sahrul. Ikan
Bandeng. Jakarta: Trijaya, 2008.
Watson, Roger. Anatomi
dan Fisiologi. Jakarta: EGC, 2002.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar