Jumat, 13 Desember 2013

JARINGAN SARAF



A.  Tujuan
Adapun tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk melihat struktur histologi jaringan saraf.
B.  Dasar Teori
       Jaringan saraf terdiri atas tiga unsur, unsur berwarna abu-abu yang membentuk sel saraf, unsur putih serabut saraf dan neuroglia, sejenis sel pendukung yang dijumpai hanya dalam sistem saraf dan yang menghimpun serta menopang sel saraf dan serabut saraf. Setiap sel saraf dengan prosesusnya (juluran) disebut neuron. Sel saraf terdiri atas protoplasma yang berbulir khusus dengan nukleus besar dan dinding del seperti pada sel lainnya. Berbagai juluran timbul sel saraf, juluran timbul darinsel saraf, juluran ini mengantarkan ransangan saraf kepada dan dari sel saraf (Pearce, 2005: 18).
       Neuron sering disebut sebagai aferen, atau sensorik, eferen, atau motorik, dan interneuron, yang bukan bersifat sensorik maupun motorik tetapi menghubungkan neuron dengan neuron lain. Neuron aferen dan eferen terletak sebagian besar di luar sistem saraf pusat (otak dan saraf kabelnya) dalam sistem saraf perifer, sementara interneuron, yang pada manusia adalah 99% dari semua neuron dalam tubuh, terletak sepenuhnya dalam sistem saraf pusat. Neuron aferen yang terhubung ke reseptor. Reseptro berfungsi untuk mengubah ransangan lingkungan eksternal dan internal menjadi sinyal saraf, yang dilakukan oleh neuron aferen ke dalam sistem saraf pusat. Disini sinyal dapat dianggap sebagai sensasi dasar. Sinyal saraf juga pindah ke neuron eferen, yang membawa mereka  melaui sistem saraf perifer ke efektor, seperti otot atau kelenjar (Anson, 2006:709).
                   Sebuah neuron atau sel saraf, mungkin menganggap banyak bentuk, tergantung pada fungsi dan lokasi, jenis tipikal ditunujkkan dalam diagram. Dari sel tubuh berinti memperpanjang proses sitoplasma dari dua jenis, satu atau lebih dendrit dalam semua tetapi neuron sederhana, dan akson tunggal. Seperti nama dendrit menunjukkan, proses ini seringkali deras bercabang. Mereka, dan seluruh permukaan tubuh sel, adalah aparat reseptif sel saraf, sering mencari informasi dari beberapa sumber yang berbeda sekaligus. Beberapa masukan ini ransang, menyebabkan sinyal yang akan dihasilkan dan disebabkan, dan lainnya adalah penghambatan, membuat generasi sinyal dan propagasi kecil kemungkinannya (Anson, 2006: 709).
       Apabila jaringan dilihat dibawah mikroskop, terlihat bahwa jaringan saraf tersusun atas neuron dan neuroglia. Neuron merupakan jaringan dasar sistem saraf. Bentuk yang paling besar merupakan badan sel. Mempunyai ukuran yang bervariasi sesuai posisi sel dan fungsinya. Setiap sel memiliki bentuk nukleus yang tetap dan protoplasmanya bergranula. Sel-sel membentuk badan abu-abu otak dan medula spinalis. Sel-sel tersebut mengalami beberapa proses. Dendrit merupakan percabangan pendek tempat impuls saraf masuk ke dalam sel dan akson (silinder aksis) merupakan serat tunggal tempat impuls keluar dari sel. Panjang akson bervariasi dari beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter dan menghubungkan sel ke bagian ujung. Serabut saraf membentuk badan putih pada otak dan medula spinalis (Watson, 2002:68-69).
C.  Metode Praktikum
1.      Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/Tangga     : Selasa/14 Mei 2013
Pukul               : 13.00 – 15.00
Tempat            : Laboratorium Zoologi Lantai II
                                      Fakultas Sains dan Teknologi
                                      Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
                                      Samata-Gowa.
2.      Alat dan Bahan
a.    Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop trinokuler.
b.   Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah preparat awetan sel saraf.
3.      Cara kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
a.    Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
b.    Mengamati preparat sel saraf pada mikroskop tersebut.
c.    Mengamati bagian-bagian yang ada pada gambar tersebut.
d.   Menggambar pada lembar kerja.
e.    Menentukan bagian-nagian gambar.
D.  Hasil dan Pembahasan
1.      Hasil Pengamatan
a.       Struktur histologi jaringan saraf
Bahan         : sel saraf
                                                                   Keterangan:
1.      Badan sel
2.      Dendrit
3.      Akson
4.      Selubung mielin
5.      Nodus ranvier
6.      Sel schwan
7.      sinapsis


2.      Pembahasan
Jaringan saraf merupakan jenis ke empat dan jaringan dasar terdapat hampir di seluruh jaringan tubuh sebagai jaringan komunikasi. Dalam melaksanakan fungsinya, jaringan saraf mampu menerima ransang dari lingkungannya, mengubah ransang tersebut menjadi impuls, meneruskan impuls tersebut menuju pusat dan akhirnya pusat akan memberikan jawaban atas rangsang tersebut. Rangkaian kegiatan tersebut dapat terselenggara oleh karena bentuk sel saraf yang khas yaitu mempunyai tonjolan yang panjang dan bercabang-cabang.
Selain berkemampuan utama dalam merambatkan impuls sejenis sel saraf berkemampuan bersekresi seperti halnya sel kelenjar endokrin. Sel saraf demikian dimasukkan dalam kategori neroen-dokrin yang sekaligus menjadi penghubung antara sistem saraf dan sistem endokrin. Jaringan saraf sebagai suatu sistem komunikasi biasanya dibagi menjadi Systema nervorum centrale dan Systema nervorum periferum.
Stimulus diterima oleh sel saraf reseptor, kemudian informasi yang diterima oleh sel saraf sensoris, untuk diteruskan keotak yang dalam perjalanannya melalui sel-sel saraf konektor. Kemudian informasi yang sampai di otak diolah, diinterpretasi kemudian memberikan jawaban terhadap informasi yang diterima. Dalam memberikan informasi yang diterima aliran informasi itu dibawah dari otak ke sel-sel saraf motorik, kemudian terjadilah respon berupa gerakan.
Sel saraf yang dinamakan pula sel neuron berbeda dengan sel-sel dari jaringan dasar lainnya, karena adanya tonjolan-tonjolan yang panjang dari badan selnya. Oleh karena itu sel saraf dibedakan menjadi badan sel, dendrit dan neurit. Badan sel bagian sel saraf mengandung inti, maka kadang-kadang bagian ini disebut pula sebagai perikaryon. Bentuk dan ukuran dapat beraneka ragam, tergantung fungsi dan letaknya. Inti sel biasanya terletak sentral, walaupun kadang-kadang dapat eksentrik. Biasanya berbentuk bulat dan berukuran besar. Didalamnya terdapat butir-butir khromatin halus yang tersebar. Nukleulus biasanya besar sehingga kadang-kadang dapat disangka sebagai intinya sendiri.
Dendrit berfungsi sebagai pembawa rangsangan ke badan sel. Akson berfungsi membawa rangsangan meninggalkan badan sel. Sinapsis berfungsi meneruskan rangsangan dari ke sel saraf yang lain. Selubung mielin berfungsi untuk membungkus sel schwan dan akson. Sedangkan nodus ranvier berfungsi untuk melindungi impuls.
Organela lain dalam sel saraf yang meluas sampai tonjolan-tonjolannya yaitu yang dinamakan nerofibril. Dengan berbagai teknik histologi dapat ditunjukkan adanya serabut-serabut halus khususnya dalam axon. Apa yang dilihat sebagai miofibril dengan mikroskop cahaya, ternyata dengan M.E. terdiri atas berbagai bentuk misalnya sebagai mikrotubuli, nerofilamen dan aktin.
E.     Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah bahwa struktur histologi jaringan saraf yaitu nukleus, badan sel, lapisan mielin, akson, nodus ranvier, dan ujung-ujung saraf.
2.      Saran
Saran saya adalah sebaiknya kita mengambil sampel pada percobaan ini, misalnya pada bagian kulit manusia atau kulit kodok supaya kita dapat melihat betul-betul jaringan saraf yang terdapat pada organ tersbut.


















DAFTAR PUSTAKA                                                       
I’Anson, dkk. Zoology. San Fransisco California: Thirteenth Edition, 2006.
Pearce, Evelyn. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Gramedia, 2005.
Watson, Roger. Anatomi dann Fisiologi. Jakarta: EGC, 2002.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar