Kamis, 30 Mei 2013

JARINGAN IKAT, RAWAN DAN TULANG



A.  Tujuan Praktikum
       Praktikum ini bertujuan untuk mengamati jenis-jenis jaringan ikat, rawan dan tulang.
B.  Dasar Teori
Jaringan ikat melengkapi kerangka badan. Terdapat beberapa jenis jaringan ikat. Jaringan aerolar ini terdiri atas jaringan yang tidak terjalin erat dan yang tersebar luas pada seluruh tubuh. Letaknya langsung di bawah permukaan kulit mukosa dan membentuk jaringan subkutan dan submukosa. Jaringan ini juga membentuk sarung fasia. Sarung fasia ini mendukung, mengikat serta menyambung otot, saraf, pembuluh darah dan organ lain. Serabut elastik tampak berwarna kuning dan terdiri atas elastin, juga merupakan  bagian dari struktur ini. Serabut-serabut elastik halus dan kelihatan kuat dan lurus (Evelyn, 2005:18).
Tulang rawan terdiri dari sel, yang disebut kondrosit, yang dipisahkan oleh serat. Tulang rawan tidak mengandung pembuluh darah, sehingga sel memperoleh nutrisi akibat difusi cairan melalui substansi intersel. Tulang rwan juga sangat kuat dan liat. Tulang rawan hialin tersusun atas kondrosit yang tertanam disuatu matriks tidak berstruktur, yang tampak seperti kaca dan mamiliki serat kolagen sangat halus yang membentang didalamnya. Fibrokartilago mengandung lebih banyak serat kolagen daripada tulang rawan hialin, sehingga fibrokartilago ini lebih kuat. Fibrokartilago ditemukan diantara tulang yang membentuk sendi yang sedikit bergerak, misalnya di antara badan-badan vertebra. Tulang rawan elastis mengandung banyak serat elastis yang tertanam di matriks dan dapat ditemukan di aurikula telinga dan di epiglotis (Watson, 2002:54-55).
Tulang rawan (kartilago) terbuat dari bahan yang padat, bening dan putih kebiru-biruan. Sangat kuat tetapi kurang dibandingkan dengan tulang. Dijumpai terutama pada sendi dan di antara dua tulang. Mula-mula tulang embrio adalah tulang rawan. Kemudian hanya pusat-pusat yang masih tumbuh saja yang dipertahankan sebagai tulang rawan. Dan bila umur dewasa tercapai, maka tulang rawan hanya dijumapi sebagai penutup ujung-ujung tulang. Tulang rawan tidak mengandung pembuluh darah tetapi diselubungi membran, yaitu perikhondrium, tempat tulang rawan mendapatkan darah (Evelyn, 2005:20).
Jaringan ikat berbeda dengan jaringan epitel dalam beberapa hal antara lain: jaringan ikat yang sekali terletak bebas, lazimnya terdapat dibawah jaringan epitel atau terdapat di dalam organ-organ tubuh sebagai pengikat atau sebagai pengisi ruang antara. Selanjutnya jumlah sel jaringan ikat relatif lebih sedikit dari jaringan epitel dan bahan antar selnya lebih banyak. Perimbangan antara sel dan matriks atau bahan antar sel menunjukkan variasi cukup jelas, tergantung dari macam jaringan ikat tersebut (Hernawati, 2008:02).
C.  Metode Praktikum
1.    Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal   : Selasa, 07 Mei 2013-05-08
Pukul               : 13.00-15.00 WITA
Tempat            : Laboratorium Zoologi Lantai II
                          Fakultas Sains dan Teknologi
                           Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata-Gowa.
2.      Alat dan Bahan
a.       Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop binokuler dan trinokuler.
b.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalh preparat human brown skin, preparat fibraocartilago section, preparat tulang rawan hialin, preparat foetal head ossification, dan preparat human bone.


3.      Cara kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Menyiapkan mikroskop binokuler
2.      Menyiapkan preparat
3.      Mengamati preparat pada mikroskop
4.      Menggambar jaringan yang teerdapat pada jaringan ikat, rawan dan saraf.
5.      Menentukan bagian bagian yang terdapat pada jaringan ikat, rawan dan tulang.
D.  Hasil dan Pembahasan
1.      Hasil pengamatan
a.       Jaringan ikat padat tidak teratur
Bahan         : Human Brown Skin
Perbesaran  : 10x /0.25
                                                                   Keterangan:
1.      Inti sel
2.      Membran basal
3.      Lamina propia













b.      Jaringan rawan serabut
Bahan         : Fibrocartilago
Perbesaran  : 10x /0.25
                                                                   Keterangan:
1.      Simple columner
2.      Blood vessels
3.      Cartilago blood
4.      Glands
5.      Perichondrium



c.       Jaringan rawan hialin
Bahan         : Tulang rawan hialin
Perbesaran  : 10x /0.25
                                                                   Keterangan:
1.      Ground substancer
2.      Lacuna
3.      Condrocytes
4.      Perichondrius











d.      Perkembangan tulang secara membran
Bahan         : Foetal head ossification
Perbesaran  : 10x /0.25
                                                                   Keterangan:
1.      Osteoblas
2.      Newly deposited bone matrix





e.       Struktur hystologi tulang kompak
Bahan         : Tulang kompak
Perbesaran  : 10x /0.25
                                                                                    Keterangan:
1.      Jaringan tulang
2.      Saluran harvers
3.      Sel tulang
4.      canaliculi




2.      Pembahasan
a.       Jaringan ikat padat tidak teratur (Human Brown Skin)
Jaringan ikat padat tidak teratur mengandung terutama serabut kolagen. Serabut kolagen paling banyak dan tersusun saling menyilang. Populasi sel yang utama adalah fibroblast. Banyak dijumpai pada organ seperti : kapsula paru-paru, kapsula hati, ginjal, limpa, testis, fasia, aponeurosa, perikardium dan dermis. Jaringan ikat padat tidak teratur, terdapat dua bentuk tergantung macam serabutnya. Pada tendon dan ligamen mayoritas kolagen sedangkan pada ligamentum nukhe serabut        elastis yang utama.
b.      Jaringan rawan serabut (Fibrocartilago)
Jaringan rawan serabut ini mempunyai serabut kolagen padat dengan hondrosit tersusun dalam deretan lakuna. Matriks relatif sedikit, umumnya tidak dikelilingi oleh perikondrium. Tulang rawan fibrosa terdapat pada miniskus, simfisis fubis, diskusinvertebralis, tempat pertautan ligamen atau tendon pada tulang, pada hidung sebagian dari laring, trakea, bronki, bronkioli, dan rangka embrionik. Diskus invertebralis sebagian besar terdiri dari tulang rawan fibrosa, pada bagian atas dan bawah berkelanjutan dengan tulang rawan persendian spinalis. Mempunyai fungsi untuk melancarkan gerakan pada sendi, kelenturan dan sebagai penyokong.
c.       Jaringan rawan hialin (Tulang rawan hialin)
Jaringan rawan hialin dalam keadaan segar bersifat lentur, semitranparan, dan berwarna putih kebiruan. Dipermukaan terdapat perikondrium, suatu jaringan ikat yang pada waktu mudah mampu membentuk tulang rawan secara aposisi. Pada tulang rawan tidak terdapat pembuluh darah, tetapi bila ada, suatu pertanda adanyaa pengkapuran. Secara fisiologik klasifikasi sering terjadi pada tulang rawan rusuk. Bangun histologik.
Perikondrium membungkus  permukaan tulang rawan kecuali pada tulang rawan persendian. Perikondrium terdiri dari dua lapis, (1) yaitu lapis luar terdiri dari jaringan ikat longgar atau pada tidak teratur. (2) lapis pada fetus dan hewan mudah jelas terdapat kondroblast. Setelah dewasa (tua) tidak jelas lagi.
Kondrosit sel-sel tulang rawan ini mempunyai rongga yang disebut lakuna. Kondrosit berbentuk bulat atau lonjong, dengan inti besar terletak ditengah. Nukleolus jelas sedangkan inti sendiri tampak pucat. Serabut sebenarnya hanya terdapat pada tulang rawan hialin terdapat serabut kolagen, hanya pada sediaan rutin (H&E) tidak tampak. Serabut kolegen tersebut dikelilingi oleh matriks yang mempunyai indeks refraksi sama. Matriks adalah tampak homogen didalamnya didalamnya mengandung koondromukoid, terdiri dari glikosaminoglikan yang mengandung kondroitin.
d.      Hystologi tulang kompak (Tulang kompak)
Tulang kompak adalah bagian tulang yang tampaknya sangat keras ketika dilihat oleh mata normal, tetapi sangat hampa pada tingkat mikroskopis. Tulang hampa pada tingkat mikroskopis memiliki kanal-kanal kecil yang disebut kanalikuli, yang dipenuhi dengan pembuluh darah dan bergabung kekanal besar yang disebut kanal haversian. Tulang kompak juga kaya dengan saraf. Kekerasan tulang dibuat oleh struktur seperti laba-laba ostesit, sel-sel tulang dewasa, yang mengelilingi kanalikuli dan haversian.
e.       Perkembangan tulang secara intramembran (Foetal head ossification)
Pada pengamatan ini menggunakan preparat foetal head ossification untuk mengamati perkembangan tulang secara intramembran. Osifikasi intramembran adalah perkembangan tulang dari jaringan ikat, yang terakhir dan banyak mengandung sel-sel mesenkim yang berkembang melalui osteoblast yang menjadi osteosit, pada yang sama osteoklas berkembang dan serabut kolagen muncul. Pada pengamatan terlihat bgian-bagiannya yaitu osteosit, osteoblast, osteoklast.
Osteosit adalah terdapat pada didalam lakuna yang bentuknya agak pipih dan didekat osteoblast dan disebut osteoid terdapat matriks yang belum mengalami osifikasi.
Osteoblast terdapat pada bagian-bagian permukaan tulang, dimana osteoblast ini berfungsi untuk mensintesis dan menggetahkan tulang mudah (osteosit) dalam substansi intraseluler yang kaya akan serabut kolagen.
Osteoklast berfungsi untuk merombak tulang yang telah jadi da aktif serta pembersih debris yang terbentuk selama responses tulang. Bentuknya lebih besar dan biasanya terdapat pada permukaan tulang yang dirombak dalam lakuna yang disebut lakuna howship ataupun terdapat pula pada permukaan matriks.
E.  Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah jaringan ikat terdiri dari beberapa bagian yaitu ikat longgar, ikat padat teratur, ikat padat tidak teratur, jaringan retikuler, jaringan elstin, jaringan lemak, dan jaringan pigmen. Jaringan pigmen meliputi kartilago hialin, kartilago elastik, dan kartilago fibrosa.
2.      Saran
Adapun saran saya pada praktikum ini adalah sebaiknya menggunakan sampel asli, jangan hanya mnggunakan preparat supaya kita bisa mengetahui secara asli yang terdapat pada jaringan ikat, rawan, dan tulang. Agar kita tahu keberadaan jaringan yang asli pada praktikum tersebut.













DAFTAR PUSTAKA
Hermawati. Jaringan Ikat. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia, 2008.
Pearce, Evelyn. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Gramedia, 2005.
Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC, 2002.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar