Minggu, 02 Juni 2013

jaringan otot



A.  Tujuan
       Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur histologi jaringan otot.
B.  Dasar Teori
       Otot ialah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi. Dan dengan jalan demikian maka gerakan terlaksana. Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama dengan sel dari jaringan lain. Semua ini diikat menjadi berkas-berkas serabut kecil oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur kontraktil (Pearce, 2005: 15).
       Jaringan otot berfungsi khusus untuk kontraksi sehingga jaringan ini mampu menghasilkan gerakan. Setiap kali terjadi gerakan dalam tubuh, pasti ada jaringan otot yang manghasilkan gerakan tersebut. Bentuk sel-sel oto panjang dan tipis sehingga pemendekan, yang terjadi selama kontraksi, sedapat mungkin efektif. Sel-sel otot sering disebut ‘serat otot’ karena bentuknya. Serat elastis jaringan penyambung, jika serat tersebut telah diregangkan, dapat menggulung dan kembali kepanjang semula, tetapi serat otot dapat memendek dengan sendirinya tampa peregangan sebelumnya. Ada tiga jenis jaringan otot yaitu otot rangka, otot polos dan otot jantung (Watson, 2002: 56).
       Bila otot diransang maka timbul masa latent yang pendek yaitu sewaktu ransangan diterima. Kemudian otot berkontraksi, yang berarti menjadi pendek dan tebal, dan akhirnya mengendor dan memanjang kembali. Kontraksi pada serabut otot bergaris (otot sadar) berlansung hanya dalam waktu sepersekian detik dan setiap kontraksi terjadi atas ransang tunggal dari saraf. Setiap kontraksi tunggal mempunyai kekuatan yang sama. Kekuatan yang dipakai untuk berkontraksi pada seluruh otot diratakan dengan mengganti-ganti jumlah serabut yang yang berkontraksi serta frekwensi daripada kontraksi setiap serabut. Jika berkontraksi keras maka setiap serabut dapat berkontraksi lebih dari 50 kali tiap detik (Pearce, 2005: 17).
       Ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi kekuatan kontraksi serabut otot. Kontraksi otot akan lebih kuat apabila sedang regang dan bila suhunya cukup panas. Kelelahan dan dingin memperlemah kekuatan kontraksi. Serabut otot tak bergaris berkontraksi lebih lambat dan tidak bergantung pada ransang saraf, meskipun ransang saraf ini dapat mengubah kekuatan kontraksinya. Otot tidak pernah beritirahat benar, meskipun kelihatannya demikian. Pada hakekatnya mereka selalu berada dalam keadaan tonus otot, yang berarti siap untuk bereaksi terhadap ransangan. Misalnya kejutan lutut yang disebabkan oleh ketukan keras padda tendo patella mengakibatkan kontraksi dari extensor quadrisep femoris dan sedikit ransangan sendi lutut. Ini adalah refleks yang terjadi akibat ada ransangan pada saraf (pearce, 2005: 17).
       Jaringan otot terdiri atas serabut-serabut otot yang tersusun oleh sel-sel otot. Serabut otot tersebut dinamakan myofibril. Sel-sel otot dibungkus oleh selaput atau membran yang disebut sarkolema. Sel-sel otot berisi suatu cairan sel yang disebut sarkoplasma. Jaringan otot terdapat pada semua anggota tubuh, baik anggota gerak maupun organ-organ dalam dan luar. Fungsi jaringan otot ini adalah sebagai alat gerak aktif. Otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi kemudian berelaksasi sehingga dapat menggerakkan tubuh pada tempat melekatnya otot serabut. Serabut otot memiliki miofibril. Miofibril tersusun oleh protein, kontraktil, aktin, dan miosin (Karmana, 2006:76-77).
C.  Metode Praktikum
1.      Waktu dan Tempat
                         Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal     : Selasa/14 Mei 2013
Pukul                : 13.00 – 15.00 WITA
Tempat             : Laboratorium Zoologi Lantai II
                                       Fakultas Sains dan Teknologi
                                       Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
                                       Samata-Gowa.




2.      Alat dan Bahan
a.       Alat
       Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop trinokuler.
b.      Bahan
       Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini preparat Striated teased muscle, preparat Nonstriated muscle, dan preparat Cardiac muscle.
3.      Cara kerja
                         Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
a.       Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
b.      Mengamati secara seksama penampang melintang otot lurik.
c.       Memperhatikan keberadaan endomesium, inti, myofibril, keping A dan keping I.
d.      Menggambar hasil penelitian pada lembar kerja.
e.       Mengulangi cara kerja a, b, c, dan d dengan menggunakan penampang melintang otot polos.
f.       Mengulangi cara kerja a, b, c, dan d dengan menggunakan penampang melintang otot jantung.
D.  Hasil dan Pembahasan
1.      Hasil Pengamatan
a.       Pengamatan struktur hystologi jaringan otot jantung
Bahan         : Cardiac muscle
Perbesaran  : 10x /0.25
                                                                   Keterangan:
1.      Serabut otot
2.      Nukleus
3.      Cakram berinterkalar




b.      Pengamatan struktur hystologi jaringan otot lurik
Bahan         : Striated muscle
Perbesaran  : 10x /0.25
                                                                   Keterangan:
1.      Miofibril
2.      Nukleus
3.      Serabut otot





c.       Pengamatan struktur hystologi jaringan otot polos
Bahan         : Nonstriated muscle
Perbesaran  : 10x /0.25
                                                                   Keterangan:
1.      Nukleus
2.      Serabut otot






2.      Pembahasan
a.    Pengamatan otot jantung (Cardiac muscle)
        Otot jantung bersifat involunter sekaligus berstruktur lurik, tetapi tidak tratur. Otot ini ditemukan hanya di dinding jantung dan berbeda dari jaringan otot lainnya. Otot ini tersusun dari serabut-serabut bercabang yang pendek, silindris dengan nukleus di bagian tengahnya. Otot ini tidak mempunyai sarung, tetapi terikat bersama oleh jaringan penyambung. Otot jantung tidak dikendalikan oleh keinginan, tetapi berkontraksi secara otomatis dan ritmis sepanjang kehidupan, walaupun kecepatan kontraksi ritmis ini dikendalikan oleh saraf, yang mempercepat atau memperlambat kerja otot tersebut. Serabut bercabang dan bergabung satu sama lain sehingga impuls dapat menyebar dari satu serabut ke serabut lain juga di sepanjang otot tersebut.
        Serabut otot adalah mikrofilamen yang terbuat dari protein kontraktil, aktin dan miosin. Serabut otot tersusun menjadi berkas paralel yang kemudian membentuk otot. Nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linier panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein. Nukleus berfungsi untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Cakram berinterkalar berfungsi untuk menyerentakkan denyut jantung, kemempuannya berkontraksi secara ritmis.
        Otot jantung tersusun oleh sel-sel otot yang mirip dengan otot lurik namun otot jantung mempunyai percabangan. Sel-sel otot jantung mempunyai banyak inti dan terletak ditengah serabut. Otot jantung bekerja secara teratur, tidak cepat dan tidak mengikuti kehendak kita. Otot jantung merupakan otot yang mempunyai keistimewaan yaitu bentuknya lurik tetapi bekerja seperti otot polos yaitu diluar kesadaran atau di luar perintah otak. Kerja otot ini dipengaruhi oleh saraf autonom. Otot jantung ini membentuk dinding jantung sehingga jantung bekerja seumur hidup manusia. Kerja otot jantung tidak dipengaruhi kehendak kita.




b.    Pengamatan otot lurik (Striated muscle)
        Otot rangka membentuk daging anggota gerak dan badan yang menggerakkan rangka. Otot ini berdiri dari sel-sel panjang yang sering dikenal sebagai serat, panjangnya bervariasi dari beberapa milimeter di otot pendek sampai 30 cm atau lebih pada otot panjang. Setiap sel mengandung banyak serat seperti benang, yang disebut miofibril, yang lebarnya hanya 0,01 sampai 0,1 mm. Miofibril ini tampak sebagaai struktur lurik teratur dengan warna terang diselingi warna gelap sepanjang struktur tersebut dan tersusun sangat teratur sehingga bagian terang dan gelap tersusun berurutan. Setiap fibril terbungkus di dalam sebuah lapisan jaringan penyambung, yang disebut sarkolema. Fibril bergabung bersama oleh jaringan penyambung menjadi berkas-berkas. Setiap berkas terbungkus dalam suatu sarung, yang disebut endomisium. Berkas ini terikat bersama-sama dan terbungkus dalam suatu sarung, yang disebut perimisium, yang pada akhirnya berfungsi untuk membentuk otot individu, yang juga memiliki sarung jaringan fibrosa, yang disebut epimisium. Nukleus terletak pada sisi sel. Otot lurik ini berada di bawah kendali volunter, sehingga otot ini dikenal sebagai otot volunter. Otot ini berkontraksi dengan kuat saat distimulasi oleh suatu serabut saraf, tetapi menjadi lelah dengan cepat. Untuk kontraksi yang kuat, diperlukan banyak energi sehingga otot volunter dipastikan mendapat suplai darah untuk membawa oksigen dan nutrien ke sel-sel dan membuang produk sisa. Kapiler terdapat di antara sel-sel otot individu untuk memastikan suplai darah yang adekuat.
c.    Pengamatan otot polos (Nonstriated muscle)
        Otot polos membentuk daging organ internal, sseperti lambung, usus, kadung kemih, uterus, dan pembuluh darah. Otot ini terdiri dari sel-sel berbentuk kumparan, setiap sel berisi sebuah nukleus. Otot ini juga disebut otot tidak lurik. Sel-selnya tidak menunjukkan struktur lurik dan tidak memiliki sarung, tetapi terikat bersama oleh jaringan penyambung untuk membentuk dinding berbagai organ. Otot ini tidak dikendalikan oleh keinginan dan bekerja tanpa upaya sadar atau pengetahuan. Otot ini berkontraksi secara ototmatis, tetapi disuplai oleh saraf otonom, yang mempengaruhi kontraksinya. Jenis otot ini dirancang untuk kontraksi yang lambat dalam jangka waktu yang panjang dan otot ini mudah lelah.
        Otot polos adalah jenis otot yang dibangun oleh sel-sel otot yang terbentuk gelondong dengan kedua ujung meruncing serta mempunyai satu inti. Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos berkontraksi secara refleks dan dibawah pengaruh saraf otonom. Bila otot polos diransang reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, saluran pernafasan. Otot yang ditemukan dalam intestinum dan pembuluh darah bekerja dengan pengaturan dari sistem saraf tak sadar, yaitu saraf otonom.
E.    Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
      Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah bahwa jaringan otot ada tiga yaitu otot lurik, otot jantung, dan otot polos. Bagian otot lurik ini adalah nukleus, serabut otot, dan cakram berinterkalar. Otot jantung bagianna yaitu miofibril dan nukleus, sedangkan bagian otot polos yaitu nukleus dan serabut otot.
2.      Saran
      Adapun saran saya pada praktikum ini adalah sebaiknya kita meneliti otot secara lansung. Misalnya kita mengambil sampel otot dari hewan, kemudian diteliti di miroskop.





DAFTAR PUSTAKA
Karmana, Oman. Biologi. Jakarta: Media Pratama, 2006.
Pearce, Evelyn. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Gramedia, 2005.
Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC, 2002.