A. Tujuan
Adapun
tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur histologi
jaringan otot.
B. Dasar Teori
Otot
ialah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi. Dan dengan
jalan demikian maka gerakan terlaksana. Otot terdiri atas serabut silindris
yang mempunyai sifat yang sama dengan sel dari jaringan lain. Semua ini diikat
menjadi berkas-berkas serabut kecil oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung
unsur kontraktil (Pearce, 2005: 15).
Jaringan
otot berfungsi khusus untuk kontraksi sehingga jaringan ini mampu menghasilkan
gerakan. Setiap kali terjadi gerakan dalam tubuh, pasti ada jaringan otot yang
manghasilkan gerakan tersebut. Bentuk sel-sel oto panjang dan tipis sehingga
pemendekan, yang terjadi selama kontraksi, sedapat mungkin efektif. Sel-sel
otot sering disebut ‘serat otot’ karena bentuknya. Serat elastis jaringan
penyambung, jika serat tersebut telah diregangkan, dapat menggulung dan kembali
kepanjang semula, tetapi serat otot dapat memendek dengan sendirinya tampa
peregangan sebelumnya. Ada tiga jenis jaringan otot yaitu otot rangka, otot
polos dan otot jantung (Watson, 2002: 56).
Bila
otot diransang maka timbul masa latent yang pendek yaitu sewaktu ransangan
diterima. Kemudian otot berkontraksi, yang berarti menjadi pendek dan tebal,
dan akhirnya mengendor dan memanjang kembali. Kontraksi pada serabut otot
bergaris (otot sadar) berlansung hanya dalam waktu sepersekian detik dan setiap
kontraksi terjadi atas ransang tunggal dari saraf. Setiap kontraksi tunggal
mempunyai kekuatan yang sama. Kekuatan yang dipakai untuk berkontraksi pada
seluruh otot diratakan dengan mengganti-ganti jumlah serabut yang yang
berkontraksi serta frekwensi daripada kontraksi setiap serabut. Jika
berkontraksi keras maka setiap serabut dapat berkontraksi lebih dari 50 kali
tiap detik (Pearce, 2005: 17).
Ada
faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi kekuatan kontraksi serabut otot.
Kontraksi otot akan lebih kuat apabila sedang regang dan bila suhunya cukup
panas. Kelelahan dan dingin memperlemah kekuatan kontraksi. Serabut otot tak
bergaris berkontraksi lebih lambat dan tidak bergantung pada ransang saraf,
meskipun ransang saraf ini dapat mengubah kekuatan kontraksinya. Otot tidak
pernah beritirahat benar, meskipun kelihatannya demikian. Pada hakekatnya
mereka selalu berada dalam keadaan tonus otot, yang berarti siap untuk bereaksi
terhadap ransangan. Misalnya kejutan lutut yang disebabkan oleh ketukan keras
padda tendo patella mengakibatkan kontraksi dari extensor quadrisep femoris dan
sedikit ransangan sendi lutut. Ini adalah refleks yang terjadi akibat ada
ransangan pada saraf (pearce, 2005: 17).
Jaringan
otot terdiri atas serabut-serabut otot yang tersusun oleh sel-sel otot. Serabut
otot tersebut dinamakan myofibril. Sel-sel otot dibungkus oleh selaput atau
membran yang disebut sarkolema. Sel-sel otot berisi suatu cairan sel yang
disebut sarkoplasma. Jaringan otot terdapat pada semua anggota tubuh, baik
anggota gerak maupun organ-organ dalam dan luar. Fungsi jaringan otot ini
adalah sebagai alat gerak aktif. Otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi
kemudian berelaksasi sehingga dapat menggerakkan tubuh pada tempat melekatnya
otot serabut. Serabut otot memiliki miofibril. Miofibril tersusun oleh protein,
kontraktil, aktin, dan miosin (Karmana, 2006:76-77).
C. Metode Praktikum
1. Waktu
dan Tempat
Adapun
waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal : Selasa/14 Mei 2013
Pukul :
13.00 – 15.00 WITA
Tempat :
Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa.
2. Alat
dan Bahan
a. Alat
Adapun
alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop trinokuler.
b. Bahan
Adapun
bahan yang digunakan pada praktikum ini preparat Striated teased muscle, preparat Nonstriated muscle, dan preparat Cardiac muscle.
3. Cara
kerja
Adapun
cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan
semua alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Mengamati
secara seksama penampang melintang otot lurik.
c. Memperhatikan
keberadaan endomesium, inti, myofibril, keping A dan keping I.
d. Menggambar
hasil penelitian pada lembar kerja.
e. Mengulangi
cara kerja a, b, c, dan d dengan menggunakan penampang melintang otot polos.
f. Mengulangi
cara kerja a, b, c, dan d dengan menggunakan penampang melintang otot jantung.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
a. Pengamatan
struktur hystologi jaringan otot jantung
Bahan :
Cardiac muscle
Perbesaran : 10x /0.25
Keterangan:
1. Serabut
otot
2. Nukleus
3. Cakram
berinterkalar
b. Pengamatan
struktur hystologi jaringan otot lurik
Bahan :
Striated muscle
Perbesaran : 10x /0.25
Keterangan:
1. Miofibril
2. Nukleus
3. Serabut
otot
c. Pengamatan
struktur hystologi jaringan otot polos
Bahan :
Nonstriated muscle
Perbesaran : 10x /0.25
Keterangan:
1. Nukleus
2. Serabut
otot
2. Pembahasan
a. Pengamatan
otot jantung (Cardiac muscle)
Otot
jantung bersifat involunter sekaligus berstruktur lurik, tetapi tidak tratur.
Otot ini ditemukan hanya di dinding jantung dan berbeda dari jaringan otot
lainnya. Otot ini tersusun dari serabut-serabut bercabang yang pendek,
silindris dengan nukleus di bagian tengahnya. Otot ini tidak mempunyai sarung,
tetapi terikat bersama oleh jaringan penyambung. Otot jantung tidak
dikendalikan oleh keinginan, tetapi berkontraksi secara otomatis dan ritmis
sepanjang kehidupan, walaupun kecepatan kontraksi ritmis ini dikendalikan oleh
saraf, yang mempercepat atau memperlambat kerja otot tersebut. Serabut
bercabang dan bergabung satu sama lain sehingga impuls dapat menyebar dari satu
serabut ke serabut lain juga di sepanjang otot tersebut.
Serabut
otot adalah mikrofilamen yang terbuat dari protein kontraktil, aktin dan
miosin. Serabut otot tersusun menjadi berkas paralel yang kemudian membentuk
otot. Nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini
mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linier
panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein. Nukleus
berfungsi untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas
sel dengan mengelola ekspresi gen. Cakram berinterkalar berfungsi untuk menyerentakkan
denyut jantung, kemempuannya berkontraksi secara ritmis.
Otot
jantung tersusun oleh sel-sel otot yang mirip dengan otot lurik namun otot
jantung mempunyai percabangan. Sel-sel otot jantung mempunyai banyak inti dan
terletak ditengah serabut. Otot jantung bekerja secara teratur, tidak cepat dan
tidak mengikuti kehendak kita. Otot jantung merupakan otot yang mempunyai
keistimewaan yaitu bentuknya lurik tetapi bekerja seperti otot polos yaitu
diluar kesadaran atau di luar perintah otak. Kerja otot ini dipengaruhi oleh
saraf autonom. Otot jantung ini membentuk dinding jantung sehingga jantung
bekerja seumur hidup manusia. Kerja otot jantung tidak dipengaruhi kehendak
kita.
b. Pengamatan
otot lurik (Striated muscle)
Otot
rangka membentuk daging anggota gerak dan badan yang menggerakkan rangka. Otot
ini berdiri dari sel-sel panjang yang sering dikenal sebagai serat, panjangnya
bervariasi dari beberapa milimeter di otot pendek sampai 30 cm atau lebih pada
otot panjang. Setiap sel mengandung banyak serat seperti benang, yang disebut
miofibril, yang lebarnya hanya 0,01 sampai 0,1 mm. Miofibril ini tampak
sebagaai struktur lurik teratur dengan warna terang diselingi warna gelap
sepanjang struktur tersebut dan tersusun sangat teratur sehingga bagian terang
dan gelap tersusun berurutan. Setiap fibril terbungkus di dalam sebuah lapisan
jaringan penyambung, yang disebut sarkolema. Fibril bergabung bersama oleh
jaringan penyambung menjadi berkas-berkas. Setiap berkas terbungkus dalam suatu
sarung, yang disebut endomisium. Berkas ini terikat bersama-sama dan terbungkus
dalam suatu sarung, yang disebut perimisium, yang pada akhirnya berfungsi untuk
membentuk otot individu, yang juga memiliki sarung jaringan fibrosa, yang
disebut epimisium. Nukleus terletak pada sisi sel. Otot lurik ini berada di
bawah kendali volunter, sehingga otot ini dikenal sebagai otot volunter. Otot
ini berkontraksi dengan kuat saat distimulasi oleh suatu serabut saraf, tetapi
menjadi lelah dengan cepat. Untuk kontraksi yang kuat, diperlukan banyak energi
sehingga otot volunter dipastikan mendapat suplai darah untuk membawa oksigen
dan nutrien ke sel-sel dan membuang produk sisa. Kapiler terdapat di antara
sel-sel otot individu untuk memastikan suplai darah yang adekuat.
c. Pengamatan
otot polos (Nonstriated muscle)
Otot
polos membentuk daging organ internal, sseperti lambung, usus, kadung kemih,
uterus, dan pembuluh darah. Otot ini terdiri dari sel-sel berbentuk kumparan,
setiap sel berisi sebuah nukleus. Otot ini juga disebut otot tidak lurik.
Sel-selnya tidak menunjukkan struktur lurik dan tidak memiliki sarung, tetapi
terikat bersama oleh jaringan penyambung untuk membentuk dinding berbagai
organ. Otot ini tidak dikendalikan oleh keinginan dan bekerja tanpa upaya sadar
atau pengetahuan. Otot ini berkontraksi secara ototmatis, tetapi disuplai oleh
saraf otonom, yang mempengaruhi kontraksinya. Jenis otot ini dirancang untuk
kontraksi yang lambat dalam jangka waktu yang panjang dan otot ini mudah lelah.
Otot
polos adalah jenis otot yang dibangun oleh sel-sel otot yang terbentuk
gelondong dengan kedua ujung meruncing serta mempunyai satu inti. Jaringan otot
polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila diamati di
bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos berkontraksi
secara refleks dan dibawah pengaruh saraf otonom. Bila otot polos diransang
reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh
darah, saluran pernafasan. Otot yang ditemukan dalam intestinum dan pembuluh
darah bekerja dengan pengaturan dari sistem saraf tak sadar, yaitu saraf
otonom.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan pada praktikum ini adalah bahwa jaringan otot ada tiga yaitu otot
lurik, otot jantung, dan otot polos. Bagian otot lurik ini adalah nukleus,
serabut otot, dan cakram berinterkalar. Otot jantung bagianna yaitu miofibril
dan nukleus, sedangkan bagian otot polos yaitu nukleus dan serabut otot.
2. Saran
Adapun
saran saya pada praktikum ini adalah sebaiknya kita meneliti otot secara
lansung. Misalnya kita mengambil sampel otot dari hewan, kemudian diteliti di
miroskop.
DAFTAR
PUSTAKA
Karmana, Oman. Biologi.
Jakarta: Media Pratama, 2006.
Pearce, Evelyn. Anatomi
dan Fisiologi. Jakarta: Gramedia, 2005.
Watson, Roger. Anatomi
dan Fisiologi. Jakarta: EGC, 2002.